Yo, Gengs! Gimana kabar kalian? Sehat-sehat, ya.

Nah, sebelumnya sudah ada bahasan soal pantangan-pantangan di hari imlek dan juga kegiatan di hari imlek. Akan tetapi, aku mau jelasin dulu nih. Hari Imlek itu bukan hari keagamaan, ya. Hari Imlek itu bisa dibilang sama seperti perayaan tahun baru. Di China sendiri, perayaan hari imlek ini dirayakan untuk menyambut musim panen yang baru. Jadi, jelas ‘kan kenapa aku bilang ini bukan hari keagamaan?

 

Mungkin kalian bertanya-tanya, kenapa sih imlek identik dengan warna merah? Yuk, mari simak penjelasannya. Sebenarnya ini berkaitan dengan legenda zaman dahulu.

 

Dahulu, diceritakan bahwa di sebuah tempat di China sana, ada seekor monster berbentuk singa yang bernama Nian. Nian ini, senang menculik dan membawa anak-anak kecil yang ada di tempat tersebut. Sehingga saat itu, banyak anak yang menghilang.

 

Orang-orang pun hidup dalam ketakukan. Setiap menjelang malam, mereka semua mengunci pintu rumah dan tak membiarkan seorang pun keluar dari rumah. Hari demi hari berlalu, tetapi tak ada yang berubah. Mereka masih saja hidup dalam ketakutan.

 

Hingga suatu hari, datang seseorang dari luar yang menggunakan baju merah. Mereka sudah yakin bahwa orang tersebut akan dimakan oleh Nian. Akan tetapi, keyakinan mereka tak terwujud. Nian mundur ketakutan. Apalagi ketika orang tersebut membuat suara-suara yang berisik.

 

Sejak saat itu, mereka mengetahui kelemahan Nian—warna merah dan keributan. Oleh sebab itu, mereka mulai melakukan ritual pengusiran Nian selama beberapa hari lamanya. Dengan harapan bahwa mereka bisa mengusir Nian selamanya dari tempat tinggal mereka. Dan harapan mereka pun terwujud. Mereka tak lagi hidup dalam terror yang diberikan oleh Nian. Mereka bebas keluar pada malam hari pula.

 

Begitulah kira-kira legenda dari hari Imlek ini. Jadi, dari legenda ini, kita bisa mengetahui dua hal. Yang pertama, mengapa orang-orang tionghoa selalu memakai pakaian berwarna merah di hari imlek. Lalu, yang kedua adalah alasan mengapa adanya tarian barongsai,

 

Barongsai sendiri dianggap Nian oleh orang-orang. Tarian yang disertai dengan musik-musik keras dan juga pukulan gong diibaratkan dengan situasi orang-orang di saat itu. Situasi di mana mereka tengah mengusir Nian dari tempat mereka.

 

Mungkin banyak dari kalian yang awalnya bertanya-tanya, sebenarnya apa sih Barongsai itu. Dan saat ini pertanyaan kalian sudah terjawab bukan? Nian itu sejatinya monster berbentuk seperti singa.

 

Jadi, begitulah cerita singkatku di hari ini. Selamat Hari Imlek!

 

#jurnalhydramate
#jurnal_hm_januari
#jurnal_hm_minggu_ke5


 

Yo, Gengs! Apa kabar kalian? Semoga baik, ya.

Jadi, karna sebelumnya aku udah membawakan soal pantangan di hari Imlek. Kali ini aku akan membawakan mengenai kegiatan-kegiatan yang biasa dilakukan orang-orang saat akan menjelang Imlek atau bahkan saat imlek.

Penasaran? Yuk, langsung kita bahas di bawah.

1.      Potong Rambut

Nah, biasanya kegiatan ini dilakukan oleh orang-orang saat akan menjelang imlek. Entah itu satu minggu sebelum imlek atau bahkan dua minggu sebelum imlek. Lalu, apa nih manfaat atau mitos dibalik kegiatan ini? Orang-orang percaya bahwa dengan memotong rambut sebelum imlek, maka kesialan atau ketidak beruntungan orang-orang di tahun itu akan turut terpotong dan terbuang.

Gimana? Kalian percaya kah? Kalau aku sih, percaya gak percaya. Akan tetapi, aku tetap potong rambut, sih. Soalnya kalau gak dipotong rambutnya rontok terus.

 

2.      Sembahyang dengan kue bakul

Biasanya, ini dilakukan saat pagi hari di waktu perayaan sa cap meh atau satu hari sebelum imlek. Dipercaya bahwa kue bakul yang memiliki tekstur yang lengket ini dapat merekatkan keberuntungan untuk kita. Selain itu, rasanya yang manis pun membuat orang-orang percaya bahwa jika memakan itu, di tahun yang selanjutnya kehidupan akan menjadi manis.

Namun, ada orang-orang yang tak boleh membeli dan sembahyang kue bakul di saat imlek. Orang-orang tersebut adalah orang yang sedang mengalami kemalangan. Kemalangan yang dimaksudkan di sini adalah adanya anggota keluarga yang meninggal. Biasanya, tergantung pada situasi orang tersebut. Pada umumnya, orang yang sedang kemalangan tak boleh membeli kue bakul selama 3x imlek atau 3 tahun.

 

3.      Membagi Angpao

Nah, tradisi membagi angpao ini hanya dilakukan oleh orang-orang yang sudah menikah. Bagi yang belum menikah, dikatakan pantang untuk membagi angpao. Dipercaya jika ada yang belum menikah dan memberikan angpao di saat imlek, ia tak akan bisa menikah selamanya.

Bagi beberapa orang, mungkin mitos ini cukup mengerikan. Akan tetapi, bagi yang tak berencana menikah. Mitos ini terasa biasa aja. Kalau kalian bagaimana?

 

4.      Perlengkapan Baru

Dimulai dari baju, baju dalam, sikat gigi, hingga sepatu. Eits, rumah dan lainnya gak harus baru, kok.

Orang-orang tionghoa percaya dengan menggunakan barang baru di tahun yang baru, maka mereka juga akan turut menyambut tahun yang baru dengan keberuntungan yang baru pula.

Untuk pakaian di hari Imlek, orang-orang tionghoa merasa paling pantang memakai baju berwarna hitam. Hal itu disebabkan oleh warna hitam yang identik dengan warna malang atau duka cita. Oleh karena itu, biasanya orang-orang akan merasa aneh dan marah ketika melihat ada yang memakai baju berwarna hitam saat perayaan hari imlek.

 

Sepertinya sekian saja untuk yang ini. Jadi, bagi kalian yang sudah membacanya gimana? Ada yang setuju dengan anjuran-anjuran kegiatan di atas? Adakah dari kalian yang mempercayai mitos-mitos tersebut?

 

Jujur, kalau aku sendiri sih merasa biasa saja. Tidak percaya, tapi tak pula menyangkal. Aku hanya menganggap semuanya merupakan bagian dari tradisi, bukan kepercayaan. Toh, apa yang dianjurkan untuk dilakukan bukanlah sesuatu yang merugikan. Jadi, kenapa tidak?

 

By the way, kalau ada dari kalian yang merasa tulisanku ini salah. Boleh loh kasih tahu aku di kolom komentar. Aku tunggu. Semoga tulisan ini bisa menghibur kalian.

 

 

 

#jurnalhydramates
#jurnal_hm_januari
#jurnal_hm_minggu_ke5

Yo, gengs! Hari ini aku akan membawakan sesuatu yang berbeda. Pantangan-pantangan yang tak boleh dilakukan di hari imlek.

 

Siapa sih yang gak tahu tahun baru Imlek? Sebelum kubahas ini lebih lanjut, aku mau meluruskan satu hal terlebih dahulu. Tahun baru imlek, bukan perayaan keagamaan. Jadi, siapa saja yang memiliki darah keturunan Chinese merayakannya, tak peduli apakah dia beragama Buddha, Islam, atau Kristen. Selama ini, aku tahu bahwa banyak yang mengira ini merupakan hari besar yang dirayakan oleh orang-orang beragama Buddha, tapi—sekali lagi aku katakan—itu pemikiran yang salah.

 

Imlek sendiri selalu jatuh di pertengahan Januari sampai dengan pertengahan Februari kalender nasional. Biasanya tanggal pastinya selalu dilihat melalui lunar kalender atau bisa disebut juga dengan kalender bulan.

 

Mungkin kalian tahu bahwa orang Chinese itu banyak pantangannya. Jadi, kali ini aku akan membahas 6 pantangan yang berkaitan dengan imlek. Yuk, simak di bawah ini.

 

Cuci Rambut

 

Nah, di hari pertama imlek itu biasanya paling pantang cuci rambut. Konon katanya, hal itu bisa membuat keberuntungan kita selama tahun itu tercuci bersih. Entah benar atau tidak, begitulah tradisinya. Biasanya, orang-orang akan mencuci rambut di satu malam sebelum imlek atau yang biasa disebut dengan sacapmeh.

 

Menyapu dan Mengepel Rumah

 

Menyapu dan mengepel rumah tentu saja ini merupakan kegiatan sehari-hari yang harus dilakukan. Akan tetapi, di hari pertama imlek. Dilarang untuk melakukan kegiatan bersih-bersih rumah. Jika ingin melakukannya pun, harus tunggu sampai lewat tengah hari. Jadi, biasanya di malam sebelum imlek, orang-orang akan membersihkan rumahnya terlebih dahulu sebelum sembahyang. Orang-orang percaya bahwa menyapu atau mengepel rumah di hari pertama imlek, maka semua keberuntungan kita di tahun itu akan tersapu keluar.

 

Minum Obat

 

Konon katanya, meminum obat pada saat hari pertama imlek itu akan membuat orang itu sakit selama satu tahun penuh. Biasanya, kalau memang sudah tidak tahan sekali, orang-orang akan meminumnya setelah lewat tengah hari.

 

Makan Bubur

 

Menurut orang-orang dulu, bubur identik dengan kemiskinan. Maka dari itu, di hari bahagia seperti Imlek, dilarang memakan makanan tersebut. Jadi, kalau mau makan, makannya setelah lewat imlek ya.

 

Membalikkan Ikan

 

Dahulu, banyak orang China yang bekerja sebagai pelaut. Dan ada yang percaya bahwa jika membalikkan ikan yang kita makan, maka di saat kita melaut nanti kapalnya akan tenggelam. Jadi, biasanya kalau masih ada daging lain di sisinya, biasanya orang-orang akan memisahkan tulangnya terlebih dahulu baru memakannya, bukan dengan cara membalikkannya.

 

Mengutang

 

Nah, ini nih yang paling fatal di antara semuanya. Mengutang sendiri adalah perbuatan yang kurang baik, kan? Walau terkadang orang-orang melakukannya karena terpaksa, tapi kalau bisa lebih bagus jangan. Menurut kepercayaan orang-orang China, kalau mengutang dan belum lunas hingga Imlek datang, maka ke depannya orang tersebut akan terus-menerus terlilit hutang. Oleh sebab itu, biasanya orang-orang akan berusaha semaksimal mungkin untuk melunasi utangnya. Atau jika tidak bisa, seminimalnya mereka akan berusaha mengurangi utang mereka.

 

Berikut 6 pantangan yang tak boleh dilakukan ketika imlek. Ya, entah apa pun mitos yang ada di dalam pantangan tersebut. Ini adalah tradisi yang sudah dilakukan secara turun menurun. Entah percaya atau tidak, karena tak ada ruginya sama sekali saat mematuhinya. Mari patuhi saja larangan tersebut.

 

Berhubung ini merupakan pelajaran yang aku dapatkan dari rumah. Aku harap gak ada siapa pun yang merasa sakit hati atau apa dengan tulisan ini. Jika menurut kalian ada yang salah dengan tulisan ini, boleh silakan langsung bahas di kolom komentar, ya. Terima kasih.

 

#jurnalhydramates
#jurnal_hm_januari
#jurnal_hm_minggu_ke5

Sebenarnya ini cukup telat kalau mau tulis ini. Harusnya ini aku post waktu tanggal 31 Desember 2021, tapi berhubung aku banyak deadline (baca : malas) makanya aku belum sempat nulis. Yah, walau begitu, baru lewat 2 hari, jadi masih sah kan ya kalau aku mau bikin postingan kayak gini. Sejujurnya, ini postingan gak penting-penting amat sih. Hanya ingin aku jadikan pengingat aja buat aku biar aku di tahun ini (2022) bisa lebih baik lagi dari tahun lalu (2021).

 

Jadi, tahun 2021 ku itu, bisa dibilang tahun yang cukup baik untukku. Walau covid-19 lagi marak-maraknya dan banyak orang lagi kesulitan. Akan tetapi, aku masuk ke dalam kategori manusia yang beruntung. Aku masih bisa bekerja dan aku masih mendapatkan gaji full. Bahkan, di waktu-waktu tertentu, seperti imlek, lebaran, natal, dan waktu memperingati tanggal 15 bulan 7 lunar kalender pun, Bosku memberikan beras serta minyak untuk kami. Jadi, aku boleh bilang kalau tahun ini cukup baik padaku bukan?

 

Ah, itu bukan bermaksud jelek atau bagaimana. Aku hanya ingin mengungkapkan rasa terima kasihku. Walau mungkin ada yang menangkapnya dengan maksud lain, aku tak begitu peduli. Itu terserah kalian. Lalu, tak usah membahas hal itu lebih lanjut mari fokus pada kehidupan menulisku saja.

 

Kesulitan

 

Sebenarnya ini memang kesulitan yang sudah aku hadapi seumur hidupku, mager dan sulitnya merangkai kata-kata. Aku akan mengakuinya dengan jujur, kalau aku memang orang yang pemalas. Benar-benar pemalas. Saking pemalasnya, semasa sekolah, aku pernah tak tahu kapan jadwal ujian. Dan saat gurunya masuk, aku akan kaget kalau guru itu meminta kami mengeluarkan kertas ujian. Di saat itulah baru aku sibuk untuk mengulang catatanku. Tentu saja, waktunya kurang—amat sangat kurang malah. Yah, tapi boleh dibilang aku beruntung karena aku tak pernah mendapatkan ranking di bawah.

Kesulitan merangkai kata ini adalah hal yang selalu aku alami. Bahkan dala mengobrol pun aku sering merasa kesulitan apalagi saat menulis. Karena itu, suasana di sekitarku pasti akan menjadi canggung. Mengingat aku orangnya cukup blak-blakan atau malah terkadang terlalu diam sampai-sampai membuat orang lain merasa tak nyaman karena aku kesulitan merangkai kata.

 

Solusi

 

Solusi untuk mengatasi rasa mager itu sebernanya bisa dibilang hampir tak ada. Kalian pasti pernah mendengar kata-kata “Malas tak ada obatnya”. Dan, ya, itu memang benar. Malas itu sama sekali tak ada obatnya, berbeda dengan bodoh. Kalau bodoh dan tak tahu, kita tinggal belajar saja, tapi kalau malas? Kalian pasti tak akan bisa melakukan apa pun.

 

Lalu, solusi untuk tak bisa merangkai kata-kata, tentu saja itu gampang. Tinggal banyak membaca dan berinteraksi dengan orang. Namun, berhubung aku malas bicara, aku lebih memilih untuk membaca saja. Entah itu membaca manhwa atau novel. Namun, sebagai penulis, tentu saja membaca novel lebih membantu. Bagiku, membaca manhwa itu hanya untuk menyegarkan pikiran ketika pikiran sedang kusut.

 

Pencapaian

 

Jadi, untuk tahun 2021, aku merasa aku sudah cukup banyak pencapaian. Walau bukan pencapaian yang luar biasa, tapi tetap saja aku merasa cukup puas. Aku berhasil menyelesaikan 3 (kayaknya) cerbung di tahun ini. Lalu, ada juga 3 (kayaknya) cerpen yang berhasil kuselesaikan di untuk posting ke plaftorm atau blog. Aku juga menyelesaikan 3 cerpen untuk diterbitkan dalam buku antologi cerpen. Walau sebenarnya 1 cerpen itu diselesaikan pada tahun sebelumnya (kalau aku gak salah ingan). Namun, karena buku terbitnya di tahun ini, jadi mari anggap kalau cerpen itu diselesaikan tahun ini (hahaha).

 

Selain itu, di tengah-tengah deadline, muncul rasa iseng saat melihat hydra mengadakan mini event untuk memperingati hari ibu. Magic Word for Mom, persis seperti namanya event ini mengharuskan kita menuliskan kata-kata yang bisa mewakili perasaan kita untuk ibu dalam 50 kata. Dan, ini adalah event pertama yang aku menangkan. Terima kasih pada Hydra karena sudah memenangkanku dan telah mengirimkan hadiah yang bagus: buku berjudul Ibuku Sayang Ibuku Kuyang dan sebuah baju (yang kuberikan pada ibuku karena memang itu hadiah untuk ibu).

 

Ah, ada yang spesial dari event ini. Saat pengumuman pemenang, ada salah satu member yang mengatakan sesuatu yang membuatku merasakan perasaan senang—bahkan senangnya melebihi saat mengetahui aku adalah pemenang. Kak Emil, berkata bahwa temannya tetap berjuang melahirkan anaknya saat suaminya berada di sampingnya sembari terus membacakan kata-kata yang kita tuliskan untuk mini event ini. Mengharukan, bukan? Bagiku ini sangat amat mengharukan saat mengetahui ada orang-orang yang merasa terhibur hanya dengan membaca tulisanku. Karena inilah, aku tak ingin menyerah dengan deadline yang menumpuk.

 

Lalu, di tahun ini aku juga mengikuti salah satu program andalan ODOP, yaitu ODOP Tembus Media (OTM). Dan berkat program ini, aku berhasil mengirim beberapa tulisan yang akhirnya lolos cetak di beberapa surat kabar. Thank you, OTM.

 

 

Terfavorit

 

Nah, untuk bagian ini aku akan membahas dua hal. Yang pertama adalah karyaku sendiri dan yang kedua adalah karya milik orang lain.

 

Untuk karya sendiri, sejujurnya, dari semua karya yang ada, aku paling menyukai Let’s Play karena karya ini yang paling rapi. Maksudku, aku benar-benar memulainya dari premis, sinopsis, hingga outline. Lalu, yang kedua adalah karya untuk event 31 hari menulis RAWS (yang ini sudah tayang di Wattpad-ku per. Tanggal 1 Januari 2020 dengan Judul Who’s the Killer). Keduanya berhasil kuselesaikan dalam waktu 1 bulan penuh. Alasan lainnya, karena keduanya merupakan genre HMT pertama yang kuberanikan untuk publish setelah menulis sekian banyaknya, lalu kubuang.

 

Untuk karya penulis lainnya, tentunya aku lebih menyukai sesuatu yang berbau action dan misteri. Dari sekian banyaknya yang aku baca (lalu terlupakan), ada dua cerita bergenre sejenis yang masih aku ingat dengan jelas. Memoar Sherlock Holmes dan The Chemist, aku bahkan sudah membuat review-nya (walau demi tugas). Lalu, ada satu karya lainnya yang bukan masuk ke dalam genre tersebut, tapi aku mengingatnya dengan jelas, Rooftop Buddies. Cerita ini cukup berkesan untukku karena karakternya—menurutku—kuat sekali.

 

Sejujurnya, alasanku menyukai Rooftop Buddies karena aku—sebagai penulis—ingin membuat cerita dengan karakter yang kuat seperti itu. Selama ini, dalam menulis, aku memiliki kelemahan dalam membentuk karakter. Karakterku lemah dan kurang konsisten hingga saat ini aku masih berusaha untuk mengatasinya. Dan aku berharap, tahun ini aku bisa mengatasinya.

 

Penyemangat

 

Salah satu penyemangatku untuk maju adalah saat aku menyadari bahwa tahun ini aku sudah melakukan lebih daripada tahun kemarin. Walau memang harusnya seperti itu, setidaknya aku boleh berbangga pada diriku sendiri, bukan?

Lalu, melihat teman-teman penulis lainnya yang sudah sukses di platfom nulis berbayar atau bahkan sampai ada yang menerbitkan karya mereka ke dalam buku memacu semangatku untuk bisa berkarya lebih dan lebih baik lagi.

 

 #jurnalhydramates
#jurnal_hm_desember
#jurnal_hm_minggu_ke2
#curhatangakjelas
#bacatulisbrandingRAWS

Yo! Balik lagi ke pojok baca aku. Pada review kali ini aku bakal nge-review novel tipis dari hasil nulis dari event nulisbuku.com. Genre yang bakal ku-review kali ini adalah fantasi. Yap, fantasi. Kalian gak salah baca kok. Kalau boleh jujur, awalnya aku gak sengaja baca ini buat ngeriset. Atau boleh kalian bilang sebagai bahan pembelajaran aku untuk nulis genre kayak gini.

 

Judul            : Pangeran Serigala dan Gadis Penyihir

Penulis        : Anastasye Natanel

Genre          : Fantasi

EISBN          : 978-623-213-510-9

Penerbit      : Garuda Mas Sejahtera

Blurb           :

“Kau lihat betapa miripnya mereka.”

“Ya, aku bisa melihat itu.” Joane menatap perempuan dalam foto. Ia bisa meihat jelas kemiripan antara si perempuan dan Irina. Sangat mirip. “Kuharap tuan muda bisa menemukan kembali apa yang dia cari.”

“Dia pasti akan turun tangan.”

“Apa aku harus menemuinya dan memberitahu semua ini?”

“Tidak perlu.” Ms. Iru dan Joane berbalik. Seseorang sudah duduk di sofa tanpa disadari kehadirannya oleh kedua perempuan itu. Kucing persia melompat turun dari pelukan Ms. Iru dan naik ke pangkuan seseorang itu.

“Selamat malam, Tuan Muda.” Joane menunduk hormat kepada pemuda di depannya.

“Aku sendiri yang akan menyelesaikan semuanya. Tugas kalian cukup sampai di sini saja,” titah seseorang itu. Ms. Iru dan Joane mengangguk tanda setuju.

 

 

Novel ini menceritakan tentang seorang gadis introvert bernama Irina yang baru saja pindah ke sebuah kota bernama Witchery. Ia hanya tinggal bersama ibu dan juga saudara kembarnya—Asylia. Kepribadiannya dengan Asylia sangat bertolak belakang.

Ia lebih senang menyendiri, tetapi Asylia lebih senang bergaul dengan teman-teman lainnya. Ia lebih senang membaca buku, Asylia lebih senang berdandan. Walau begitu, keduanya cukup kompak. Hubungan persaudaraan mereka cukup kuat walau terkadang terlibat dalam pertengkaran antar saudara yang wajar.

Awalnya, Irina merasa biasa saja dengan perpindahan mereka ke kota Witchery ini karena ibu mereka memang selalu mengajak mereka berpindah-pindah. Namun, perpindahan mereka di kota Witchery ini cukup aneh karena mereka pindah setelah ibunya menerima sebuah surat suatu hari. Ia masih ingat ekspresi janggal yang ada di wajah sang ibu ketika menerima surat tersebut.

Kepindahannya di kota ini membuatnya merasa kesepian karena ia lebih sering menghabiskan waktu di rumahnya sendiri. Ibunya sering pergi entah ke mana dan selalu pulang tengah malam. Sedangkan Asylia lebih senang pergi bersama teman-temannya hingga larut bahkan terkadang gadis itu sampai menginap di rumah temannya yang notabene-nya merupakan keluarga terkaya di kota tersebut.

Irina pun mulai mencari kehidupannya sendiri hingga tanpa sengaja melihat lowongan pekerjaan di sebuah coffee shop bernama Roux Casu. Pemilik coffee shop tersebut merupakan seorang wanita tua yang baik bernama Iru. Di sana ia berteman dengan rekan kerjanya yang bernama Joane. Joane, barista sekaligus pengelola Roux Casu. Joane merupakan keponakan dari Ms. Iru.

Kehidupannya berjalan dengan tenang sampai tiba-tiba sang kembaran memaksanya untuk mencari tahu mengenai legenda dari kota tersebut. Legenda mengatakan bahwa dahulunya, kota Witchery, bernama kota Lycanville. Kota di mana para penduduknya merupakan manusia serigala. Hingga suatu hari para penyihir datang dan membasmi seluruh manusia serigala dan menempati kota tersebut. Selain itu, para penyihir juga mengubah nama kotanya menjadi Witchery.

Pencarian kebenaran tentang legenda tersebut menuntun pada ingatan lama mereka. Lambat laun, satu per satu rahasia mereka tentang mereka pun terkuak. Mereka bukanlah manusia biasa, melainkan keturunan penyihir.

Mereka pernah tinggal di sana sewaktu kecil. Sampai sang ayah tiba-tiba menghilang, mereka pun pindah. Perlakuan orang sekitar pada mereka tak begitu menyenangkan karena mereka memiliki darah manusia. Ayah mereka yang seorang penyihir bangsawan, jatuh hati pada manusia biasa—ibu mereka.

Setelah melewati berbagai pertentangan, akhirnya keduanya bisa menikah dan memiliki mereka. Hidup mereka nyaman dan tenang di kala sang ayah masih ada. Akan tetapi, langsung berubah ketika sang ayah tiada. Itu jugalah yang merupakan alasan mengapa sang ibu selalu mengajak mereka hidup berpindah-pindah.

Petualangan pencarian kebenaran legenda pun berubah menjadi petualangan pencarian alasan mengapa mereka kembali ke kota tersebut. Apalagi, mereka pernah secara tak sengaja menjumpai ibu mereka dalam kondisi babak belur. Saat ditanya, ibu mereka tak mengatakan apa pun dan berkata semua baik-baik saja.

Akibatnya, keduanya bekerja sama untuk membongkar apa yang terjadi pada sang ibu. Pembuntutan pada sang ibu pun dilakukan. Ternyata ibunya selama ini selalu pergi ke rumah teman main Asylia. Akan tetapi, karena Asylia yang selalu bermain di sana tak pernah menjumpai ibunya pun menjadi curiga. Keduanya pun mulai menyusun rencana agar bisa menggeledah rumah tersebut diam-diam.

 

Cerita ini sebenarnya cukup ringan. Entah mungkin karena terlalu terburu-buru menulisnya, sehingga ada yang rasanya kurang lengkap. Akan tetapi, kisah ini cukup bagus.



#jurnalhydramates
#jurnal_hm_desember
#jurnal_hm_minggu_ke2
#pojokbacaHydramates