Yo, balik lagi nih aku review novel. Kalau kalian nyari novel yang penuh dengan bawang, novel ini aku sarankan buat kalian. Atau kalau kalian lagi down dan butuh teman seperjuangan, kalian boleh juga baca novel ini. Menurutku, nilai novel ini 4/5.
Kalian pasti bertanya-tanya kenapa aku kasih nilai yang
tinggi banget buat novel ini. Kalau ditanya, aku bakal jawab novel ini related
banget sama kehidupan. Di sini kita bisa melihat perjuangan dan juga harapan. Penasaran
ini novel apa? Yuk, mari intip.
Judul :
Rooftop Buddies
Penulis :
Honey Dee
Genre :
Young Adult
ISBN : 978-602-03-8819-9
Penerbit : Gramedia
Pustaka Utama
Halaman : 264
halaman
Blurb :
Buat
Rie, mengidap kanker itu kutukan. Daripada berjuang menahan sakitnya proses
pengobatan, dia mempertimbangkan pilihan lain. Karena toh kalau akhirnya akan
mati, kenapa harus menunggu lama?
Saat memutuskan
untuk melompat dari atap gedung apartemen, tiba-tiba ada cowok ganteng berseru
dan menghentikan langkah Rie di tepian. Rie mengira cowok itu, Bree, ingin
berlagak pahlawan dengan menghalangi niatnya, tapi ternyata dia punya niat yang
sama dengan Rie di atap itu.
Mereka pun
sepakat untuk melakukannya bersama-sama. Jika masuk ke dunia kematian berdua,
mungkin semua jadi terasa lebih baik. Tetapi, sebelum itu, mereka setuju
membantu menyelesaikan “utang” satu sama lain, melihat kegelapan hidup masing-masing…
Namun, saat Rie mulai mempertanyakan keinginannya untuk mati, Bree malah
kehilangan satu-satunya harapan hidup.
Novel ini mengisahkan tetang pertemuan dua orang yang hendak
melompat dari atap gedung apartemen karena menganggap—mungkin saja—kematian lebih
indah daripada tetap hidup. Itulah alasan mengapa mereka menjuluki persahabatan
mereka dengan nama rooftop buddies.
Pertemuan di atap dengan tujuan yang sama, tetapi dengan alasan yang berbeda.
Akan tetapi, membuat akhir dari keduanya menjadi indah dan berwarna.
Rie atau Mirielle, gadis berusia 17 tahun dan seorang
pengidap kanker, memilih untuk menyerah akan kehidupannya. Berjuang melawan
kanker, menurutnya itu sangat menyakitkan dan ia tak sanggup untuk
melakukannya. Ia pun berencana mengakhiri hidupnya dengan cara melompat dari
atap. Saat hampir melompat, ia dicegat oleh seorang pria.
Bree atau Brian, pemuda berusia 23 tahun, memilih menyerah
pada hidup karena berpikir bahwa mati lebih mudah daripada hidup. Hidupnya yang berantakan membuatnya ingin menyerah, kakaknya
meninggal dan ibunya sakit. Ia pun berencana melompat dari atap sebuah
apartemen, tetapi saat sampai di sana, ia melihat seorang gadis remaja yang
berada di atap dan hanya mengenakan piyama.
Bree menegur gadis itu karena mengiranya tidur berjalan.
Namun, gadis itu mengaku bahwa ia ingin bunuh diri. Mereka berdua lantas
berkenalan dan memutuskan untuk bunuh diri bersama. Sebelum melompat, mereka
sempat turun dan berbincang sejenak, bahkan sempat terlibat sedikit
perselisihan mengenai nama panggilan untuk pertemanan mereka. Bree dengan nama suicide buddies, sedangkan Rie dengan rooftop buddies. Walau akhirnya
perdebatan nama itu dimenangkan oleh Rie.
Saat hendak melompat, lagi-lagi niat mereka terbatalkan.
Kali ini, bukan karena adanya teman bunuh diri bersama. Akan tetapi, karena Rie
sendiri lah yang menghentikan acara itu. Gadis itu terlihat takut, ia pun
memutar otak agar keduanya mengurungkan niat untuk lompat. Kemudian, berakhir
dengan bertanya keinginan terakhir Bree sebelum meninggal.
Bree sendiri yang memang sudah capai akan hidup, mengatakan
bahwa ia tak memiliki keinginan apapun lagi. Berbeda dengan Bree, Rie malah
memiliki begitu banyak keinginan yang ingin ia lakukan sebelum meninggal. Bree
pun mengalah dan membiarkan Rie untuk menuliskan keinginannya pada secarik
struk belanjaan yang didapatkan dari saku jaketnya.
Rie menuliskan 11 keinginannya dengan patuh, yaitu :
- Alerawi
- Perjalanan darat yang seru
- Dancing in the rain
- First Kiss
- Jatuh Cinta
- Break the rules
- Being Famous
- Belajar nyetir
- Punya pacar
- Makan 10 jenis hamburger sekaligus
- Melihat matahari terbit dan terbenam di tempat yang sama
1.
Setelah menuliskan daftar keinginan, Bree pun memutuskan
untuk melompat. Akan tetapi, dicegah oleh Rie. Rie mengatakan bahwa mereka
harus melakukan semua hal yang ada di daftar tersebut agar nantinya tak menjadi
gentayangan sebagai arwah karena belum melakukan keinginan terakhirnya. Walau
dengan menggerutu, Bree tetap memenuhi keinginan Rie.
Di saat keduanya sedang melakukan keinginan terakhir itu,
keduanya menjadi dekat. Rie menjadi tahu kisah Bree yang membuat Bree memilih
keputusannya untuk bunuh diri. Ia juga menemukan sosok kakak yang bisa
dijadikan sandaran pada sosok Bree. Ia menjadi sangat bergantung pada Bree.
Bree sendiri terlihat tak masalah dengan sikapnya. Bree
selalu menuruti semua keinginan Rie. Ia tak pernah marah walau sering mengeluh.
Keduanya melakukan petualangan yang seru bersama sambil saling mengenal satu
sama lain.
Namun, semua menjadi rumit saat Bree hendak memenuhi
keinginan Rie untuk belajar menyetir. Saat gadis itu mencoba menyetir, seorang
pengendara sepeda motor mengalami kecelakaan tunggal di depan mobil Bree dan
tewas di tempat. Ia merasa amat ketakutan dan hal itu membuat penyakitnya
bertambah parah hingga harus dilarikan ke rumah sakit.
Ternyata, saat ia sadar, ia mengetahui fakta bahwa sang adik
juga dirawat di rumah sakit yang sama. Adiknya, Jojo, mengalami infeksi saluran
pernafasan dan keadaannya kritis. Ia pun memaksa untuk menjenguk Jojo dan saat
Jojo melihatnya, Jojo berpesan padanya agar melanjutkan bagian hidup yang belum
sempat ia jalani.
Di mulai dari sini, kisah ini mulai menyesakkan. Rie yang
takut berjuang, dipaksa berjuang oleh adiknya. Namun, saat dihadapkan pada
kematian, ia juga merasa ketakutan. Ia pun memaksa Bree agar terus menemaninya.
Bree pun berjanji padanya untuk terus menemaninya sampai Rie tak membutuhkannya
lagi.
Bree membantu Rie bangkit, begitu juga sebaliknya. Rie
membantu Bree bangkit dari keterpurukannya. Kisah tentang perjuangan, harapan,
dan ketakutan Rie ini sangat menyentuh.
Awalnya, aku berpikir bahwa karakter Rie ini sangat
menyebalkan. Namun, kalau kita lihat lagi dia masih remaja berusia 17 tahun dan
menderita penyakit kanker. Ia juga harus menjalani sesi kemoterapi yang
menyakitkan. Semua ini membuatku mengerti mengapa karakter ini bisa bersikap
begitu menyebalkan.
Satu yang kusukai dari novel ini, karakter di dalamnya
benar-benar hidup. Mereka sangat nyata hingga aku bisa merasakan kepedihan serta
kesakitan mereka. Itulah kenapa aku memberikan nilai yang cukup tinggi untuk
novel ini.
Berikut merupakan quote yang ada di dalam novel ini :
Keberanian terhebat adalah saat kamu memutuskan untuk tetap hidup dan menghadapi semua. Bertahanlah, selama masih bernapas harapan itu akan selalu ada. Harapan memang milik orang-orang hidup.
-Honey Dee-
#jurnalhydramates
#jurnal_hm_desember
#jurnal_hm_minggu_ke2
#pojokbacaHydra
0 comments:
Posting Komentar