Yo,
Gengs! Balik lagi, nih. Kali ini, kita bakal bahas tentang novel Memoar
Sherlock Holmes (walau lebih tepat dikatakan kumpulan cerita pendek dari pada
novel). Siapa sih yang gak tahu Sherlock Holmes? (pasti ada lah, weh. Kan gak
semua orang suka misteri thriller). Yap, Sherlock Holmes, detektif yang terkenal
itu, loh. Dia selalu memakai metodenya sendiri dalam menyelidiki kasus.
Judul :
Memoar Sherlock Holmes
Penulis :
Sir Arthur Conan Doyle
Penerjemah :
Dra. Daisy Dianasari
Penerbit :
PT Gramedia Pustaka UTama
Genre :
Misteri
ISBN :
978-979-22-8000-5
Halaman :
408
Tahun
Terbit :
2012
Jadi,
di seri buku kali ini hanya berisi 11 kasus yang pernah dikerjakan oleh
Sherlock Holmes. Buku ini ditulis dari sudut pandang Dr. John Watson dengan
cara seolah-olah ia sedang mendongengkan kasus-kasus tersebut kepada orang
lain.
11
Kasus yang ada di dalam buku ini di antaranya :
- Kuda Pacuan Silver Blaze
- Wajah Kuning yang Mengerikan
- Pegawai Kantor Bursa
- Kapal Gloria Scott
- Ritual Keluarga Musgrave
- Tuan Tanah di Reigate
- Si Bungkuk
- Pasien Rawat Inap
- Penerjemah Bahasa Yunani
- Dokumen Angkatan Laut
- Kisah Penutup
Tidak
semua kasus dari 11 kasus di atas menemui keberhasilan, walau tak bisa
dikatakan gagal juga. Namun, saat akhir dari kasus Wajah Kuning yang
Mengerikan, Sherlock sempat mengatakan sesuatu pada dr. Watson. Dia mengatakan
bahwa agar jika suatu saat Sherlock merasa begitu bangga atau yakin pada
kesimpulan yang ditariknya, dr. Watson diwajibkan untuk membisikkan kembali
kasus tersebut sebagai pengingatnya.
Kasus
Wajah Kuning yang Mengerikan cukup mengejutkan akhirnya. Jika mengikuti dari
awal kasus, siapapun akan mengatakan bahwa kesimpulan yang ditarik oleh
Sherlock masuk akal dan tidak salah. Akan tetapi, kasus itu membuat kita
berpikir kembali karena tak semua hal yang terlihat masuk akal memang benar
adanya.
Lalu,
kasus yang paling kusuka adalah kasus Kuda Pacuan Silver Blaze. Pada kasus ini,
Sherlock pernah mengatakan pada dr. Watson bahwa mereka memiliki apa yang tidak
dimiliki oleh para penyelidik atau polisi, yaitu imajinasi.
Awalnya,
aku tidak mengerti apa hubungan antara imajinasi dan kasus. Namun, setelah
membaca kasus pertama itu, aku mengerti memang ada hubungannya. Sherlock mereka
semua adegan yang mungkin terjadi atau memang sudah terjadi dengan menggunakan
imajinasinya. Dan, itu memang berguna untuk penarikan kesimpulan akhir dari
semua kasus-kasus yang ditangani olehnya.
Di
buku ini, diceritakan bahwa seluruh keluarga Holmes memiliki kemampuan yang
sama. Dan juga, dikatakan bahwa sang kakak—Mycoft Holmes—ternyata lebih hemat
kemampuan analisisnya dari pada dirinya. Namun, Mycoft tidak menyukai menyelidi
di lapangan, dia lebih senang berdiam diri di suatu tempat sembari membaca.
Itulah yang menyebabkan Mycoft tak menyelidiki kasus seperti Sherlock.
Dikisahkan
juga bahwa Sherlock pernah beberapa kali meminta bantuan pada Mycoft untuk
sekedar bertukar pikiran dan meyakinkan dirinya bahwa ia sudah menarik
kesimpulan yang tepat. Dan, Mycoft juga beberapa kali memberikan kasus yang
menarik untuk dikejakan oleh Sherlock, contohnya Penerjemah Bahasa Yunani.
Kisah
terakhir buku di dalam buku ini merupakan cerita tentang akhir dari petualangan
Sherlock Holmes. Di Kisah Penutup, dikisahkan bahwa Holmes melawan salah
seorang penjahat elit dan paling hebat yang dapat menandingi kemampuan Holmes—Professor
Moriarty.
Walau
sempat mengecoh Professor Moriarty dan berhasil
lepas dari pengawasan pria tua licik itu—dengan bantuan Mycoft tentunya.
Ia sempat hidup beberapa saat dalam persembunyian bersama dr. Watson dengan
menganggap itu merupakan liburan mereka. Pada akhirnya, keberadaannya diketahui
oleh Professor Moriarty saat ia sedang berjalan-jalan bersama dr. Watson di
sekitar penginapan yang ia tempati.
Professor
Moriarty mengirim sebuah catatan dengan menggunakan seorang bocah lelaki kecil
untuk membuat dr. Watson menyingkir dari Sherlock. Sherlock menyadari hal
tersebut dan tetap tetap meminta dr. Watson pergi. Ia tak ingin melibatkan
teman baiknya di pertarungan yang mempertaruhkan nyawa. Saat dr. Watson
menyadari itu merupakan jebakan, ia langsung kembali ke tempat Sherlock
terakhir berada, tetapi tak menemukan siapa pun di sana selain tongkat milik
Sherlock dan sebuah kotak korek api yang berisikan surat untuknya.
Begitulah
akhir dari kisah detektif hebat itu. Ia mengorbankan nyawanya dan pergi bersama
dengan penjahat kelas kakap agar London menjadi tempat yang damai. Namun, tak
banyak dari masyarakat London yang mengetahui kebenaran tersebut.
Jujur,
ini seri Sherlock Holmes pertama yang aku baca. Dan, aku suka. Kalau ditanya
nilai untuk seri ini, boleh dibilang 9/10. Yap, setinggi itu karena aku suka.
Dan dari seri ini, aku bakal bergerak ke seri-seri yang lainnya. (Jangan tanya
kapan, karna aku juga pengen secepatnya.) Satu hal yang paling kusukai dari
metode penyelidikan Sherlock adalah dia membuka semua kemungkinan, bergerak
dengan menggunakan berbagai fakta yang ada. Dia juga seorang yang teliti dan
pintar menganalisis. Sangat logis dan juga imajinatif.
p.s
: Ini hanya penilaian pribadi aku. Bukan berdasarkan survey yang aku bikin dari
temen-temen lainnya.
#jurnalhydramates
#jurnal_hm_desember
#jurnal_hm_minggu_ke1
#day14
#pojokbacaHydramates
0 comments:
Posting Komentar