Tertangkap


Giana memberontak hebat. Ia menggerakkan seluruh tubuhnya dengan kuat. Tangannya terkepal. "Dasar Iblis! Apa yang mau kamu lakukan?!" hardiknya marah saat tangan kekar itu mencengkram dagu sang kakak yang tengah menggigil.

Ariani terisak pelan. Detak jantungnya menggila. Ini kesalahannya karena mereka tertangkap. Andai ia tak ceroboh hingga mengekspos keberadaan mereka, pasti kini mereka masih di dalam pelarian.

"Berhenti! Aku mohon! Berhenti!" teriaknya histeris. Ia sudah tak tahan lagi melihatnya. Air matanya berurai melihat keadaan Danu yang babak belur.

Kini, tubuh pria itu sudah bersimbah darah. Wajahnya bahkan sudah tak berbentuk lagi akibat bengkak dan lebam di sana sini. Kedua kelopaknya membesar, begitu juga dengan pipinya. Pria-pria itu benar-benar memukulinya hingga sekarat.

"Berhenti!" teriak Giana kuat. Tangisnya pecah. "Gak! Gak! Om!" isaknya begitu melihat tubuh Danu terkulai lemas. Dada pria itu bahkan sudah tak bergerak lagi. Padahal semenit sebelumnya masih terlihat pergerakannya walau pelan.

"Maaf. Maaf. Maafin Giana, Om. Giana minta maaf. Gara-gara Giana." Giana menatap pria bengis di hadapannya tajam. "Akan kupastikan kau membayar seribu kali lipat dari ini!" ancam gadis itu seraya menatap tajam pria tersebut.

Pria itu hanya tertawa meledek. "Kau? Wah! Coba lihat anak bau kencur ini!" desahnya kehilangan kata akibat kekurang ajaran Giana. 

"Iblis!" desis Giana tajam. "Kau akan menerima balasan 1000 kali lipat dari ini," janji gadis itu. "Aku akan memastikannya! Bahkan jika itu di alam baka sekalipun!" desisnya.

Kedua mata Giana memerah dengan air mata yang terus mengalir deras. Urat-urat di tubuh kurusnya menonjol semua. Wajah hingga telinga gadis itu memerah. Tangan gadis itu terkepal hingga buku jarinya memutih.

"Coba saja kau sentuh kakakku semili saja. Aku pastikan akan membuatmu membayarnya! Nyawamu saja tak akan pernah cukup untuk membayar nyawa Papa, Om Danu, dan juga Om Jeffrey yang sudah kau bunuh itu," desis gadis itu tajam.


#agustusrawspunyacerita
#anakrawsrajinwalausibuk

0 comments:

Posting Komentar