Tersesat


Giana menghela napas lelah. Matanya menekuri selembar formulir itu dengan malas hingga sebuah suara menegurnya. 

"Hei, anak pembunuh! Kamu jangan ikut! Siapa tahu nanti kamu bakal membunuh salah satu dari kita di acara camping itu," ujar seorang gadis berpenampilan modis walau hanya memakai seragam putih abu-abu.

Giana memilih untuk tak menghiraukannya, tak ada gunanya. Ia juga malas mengikuti acara tersebut, tetapi apa daya jika itu harus diikuti oleh semua murid. Untuk biayanya, ia sama sekali tak masalah. Selain karena tabungannya masih ada, ia juga masih melakukan freelance berbagai pekerjaan.

"Sekarang kamu sudah budek, ya?" maki gadis itu kesal. 

Giana kembali memilih untuk tak mengacuhkannya. Ia hanya diam sambil menatap formulir tersebut. Helaan napas lelah meluncur turun dari bibir tipisnya. Ia malas jika harus masuk ke hutan. Walau dulunya, ia dan kakak serta ayahnya sering berkemah di setiap liburan sekolah. Ia sama sekali tak masalah jika diajak oleh sang ayah ke hutan belantara mana pun.

***

"Papa!" Angga yang baru saja pulang langsung menangkap Giana yang melompat ke pelukannya. "Cuti Papa sudah diterima?" tanya gadis itu penuh harap.

Angga muram membuat gadis kecil yang ada di pelukannya ikut muram. Walau begitu, sedetik kemudian, keceriaan kembali menghiasi wajah mungilnya. "Gak apa, kok. Kita kan bisa jalan-jalan lagi liburan semester depan," ujar gadis kecil itu riang.

Ariani mengambil alih Giana dari gendongan sang ayah. "Iya, Na. Lagian walau gak jalan-jalan ke luar, yang penting 'kan kita tetap bertiga," ujar Ariani seraya menjawil hidup adikknya gemas.

Angga terbahak, puas mengerjai kedua putrinya. Ia pun mendorong kedua putrinya masuk ke dalam kamar. "Sana kalian beres-beres. Kita bakal jalan-jalan ke hutan. Nanti kita camping di sana. Gimana? Senang, 'kan?"

Besoknya, Ariani hanya bisa menganga melihat tempat tujuan mereka. Angga benar-benar membawa mereka entah ke belantara mana. Ia bahkan tak tahu berapa jam mereka duduk di dalam mobil. Hanya satu hal yang ia rasakan, bokongnya kebas. Sesampainya tempat tujuan, ia pun kehilangan kata-kata akibat pemandangan yang mereka jumpai di sana sini hanyalah pepohonan tinggi.


#agustusrawspunyacerita 
#hariketigatetepnulisbiarpunmager

0 comments:

Posting Komentar