Kenangan


Ariani mengintip dari balik celah pintu kamar sang adik. Ia melihat adiknya lagi-lagi sibuk dengan buku tua bersampul coklat itu. Samar-samar, memorinya mengatakan bahwa ia tahu buku apa itu. Akan tetapi, ia benar-benar tak bisa mengingatnya untuk saat ini. Selintas ide jail muncul di benaknya.

Kaki rampingnya menuntunnya menuju ruang tengah. "Na! Giana!" panggilnya pelan. Kedua sudut bibirnya tertarik saat mendengar balasan sang adik yang sudah bisa ia tebak.

Ariani menggigit bibir dalamnya agar tawanya tak pecah dan menyembur keluar. Mulutnya terbuka, tetapi ucapannya terpotong oleh Giana.

"Cuma tes kuping, kok," sela Giana cepat yang entah kapan sudah berdiri bersandar di tembok kuning itu sembari memperhatikan Ariani. "Candaan kakak basi, nah!" lanjutnya lagi.

Walau begitu, keduanya tertawa lepas. Candaan yang mereka lakukan semasa sang ayah masih ada. Candaan terakhir yang mereka lakukan di hari terakhir sang ayah berangkat dan tak kembali lagi hingga saat ini.

****

"Kalian baik-baik, ya! Ariani yang semangat hari pertama kerjanya! Giana belajar yang benar. Jangan mengkhayal terus!" pesan Angga pada kedua putrinya.

Giana dan Ariani segera meletakkan telapak tangannya di dahi masing-masing hingga tawa ketiganya pecah berserakan memenuhi ruangan tersebut. Angga yang sudah selesai mengikat tali sepatunya pun berdiri. Menepuk bokongnya beberapa kali, lalu meregangkan otot. 

"Papa pergi, ya," pamitnya dengan senyum cerah—secerah matahari pagi.

"Papa!" panggil Ariani membuat Angga menoleh dengan sebelah alis terangkat. Setelah menunggu satu menit penuh, Ariani tak mengatakan apa pun hingga ia pun melangkah balik menuju rumah. 

"Cuma tes kuping, kok," canda gadis itu. Sekali lagi, tawa memenuhi ruangan tersebut. Angga hanya bisa menggeleng pelan melihat kelakuan dua putrinya. Walau begitu, ia tersenyum lebar.

"Kuping Papa masih bagus. Kalau udah gak bagus nanti kalian harus temenin Papa buat beli kuping baru, ya," seloroh Angga membuat kedua putrinya mengacungkan jempol. Setelahnya, ia pun benar-benar pamit bekerja.


#agustusrawspunyacerita
#nulisharikeduagabolehbaper

0 comments:

Posting Komentar