Giana mendesah lega begitu badannya yang kaku menempel sempurna di kasurnya. "Memang kasur sendiri itu yang paling nyaman," desahnya sebelum terbang menuju alam mimpi.
Sebuah ketukan lembut mendarat di pintu putih Giana. Namun, karena dirinya sudah sangat lelah dan tenggelam terlalu dalam di alam mimpi, ia tak merasa terganggu sama sekali. Setelah lima menit penuh diketuk tanpa menghasilkan jawaban, Ariani mendorong pintu putih itu pelan.
Kedua sudut bibirnya tertarik ke atas. Niat untuk mengajak adiknya makan pupus sudah begitu mendapati sang adik pulas. Tahu adiknya pasti merasa lelah, ia pun memilih untuk membiarkannya saja. Walau ia khawatir karena adiknya baru sampai rumah dan sepertinya belum makan, tetapi ia tak ingin memaksa adiknya makan dalam keadaan setengah sadar.
Kedua kakinya mengayun ringan menuju ranjang Giana. Ditatapnya hangat wajah tidur yang terlihat damai itu. "Mimpi indah, Dek," bisiknya, lalu mengecup kening adiknya ringan. Karena masih belum puas menatap wajah manis adiknya, ia memutuskan untuk duduk bersila menghadap sang adik.
Ariani tak tahu sudah berapa lama ia di posisi itu hingga sebuah suara menegurnya. "Kak, aku gak bakal kabur, loh."
Ariani tertegun. Ia tertawa kecil menanggapi candaan adiknya. "Ya, kali aja, 'kan? Kamu pura-pura tidur, eh, malah kabur," selorohnya membuat mata Giana terbuka sempurna.
Giana menatap Ariani selama beberapa detik. Tangannya merentang terbuka, siap menerima pelukan. Ariani pun segera masuk ke dalam pelukan tersebut. Giana menumpukan kepalanya pada perut Ariani yang langsing. "Ululu ... kakakku yang manja," ledeknya membuat Ariani mencubit hidungnya gemas. "Baru ditinggal seminggu aja udah kangen," lanjutnya lagi membuat cubitan di hidungnya semakin keras.
"Karna kamu udah tahu kakakmu ini manja, kamu harus hidup selamanya, ya, sama kakak," ujarnya seraya tertawa kecil.
"Tentu saja. Rumahku cuma satu," ujar Giana serius. Ya, kini mereka hanya memiliki satu sama lain. Tak ada lagi yang lain. Papa dan Mama telah pergi ke tempat yang jauh, meninggalkan mereka berdua.
#agustusrawspunyacerita
#harikesembilanmenulisditemanicemilan
0 comments:
Posting Komentar