Buku Coklat


Ariani mendaratkan bokongnya di atas kasur Giana. Giana menghentikan kegiatan menghapal dan melirik kakaknya sejenak. Setelahnya, ia kembali melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda. Bibir pinknya aktif berkomat-kamit disertai dengan tangan kurus yang turut aktif menuliskan apa yang ia ucapkan.

"Dek, kamu belajar model apaan, sih?" Ariani tak tahan untuk tak menggoda cara belajar sang adik yang menurutnya lucu.

Giana menoleh dan menatap tajam Ariani. Ia lantas mendengkus sebal. Kemudian, diam saja. Mengabaikan Ariani yang terbahak puas. Lima belas menit berlalu, tak ada lagi yang membuka percakapan. Yang terdengar di ruangan 3x3 meter itu hanyalah suara Giana yang masih sibuk menghapal materi yang akan diujikan besok.

Ariani membaringkan tubuhnya di atas kasur. Sepasang matanya menatap lurus pada sang adik yang masih sibuk berkomat-kamit hingga gadis itu merasa terganggu. Helaan napas panjang ia tarik sebelum berujar dengan nada lucu, "Kak, kakak gak takut bola mata kakak bisa jatuh terus gelinding ke bawah karena terlalu lama pelototi aku?"

Gemas dengan ucapan sang adik, Ariani segera bangkit dan mencubit pipi kanan Giana. "Kamu ini! Anak nakal!" omelnya yang hanya dibalas cengiran lebar oleh Giana. Setelah puas, Ariani pun melepaskan cubitan tersebut.

"Kak, sebelah kirinya belum. Nanti pipi aku gemuk sebelah. Sini, nah!" Giana mencubit pipi kiri Ariani gemas dan langsung saja dihadiahi jitakan. 

Keduanya pun memutuskan untuk menyudahi kekonyolan mereka. Tak ada bagusnya melanjutkan hal ini karena salah-salah bisa saja terjadi perang besar-besaran. Ariani meneliti isi meja Giana dengan saksama, seolah mencari sesuatu.

"Buku coklat?" tembak Giana membuat Ariani mengalihkan pandang pada sang adik. Malu tertangkap basah, Ariani hanya memamerkan senyum lebarnya. "Kakak penasaran?" tanya Giana pelan. 

Tanpa ragu, Ariani mengangguk. Giana menghela napas panjang, tahu bahwa ia sudah tak dapat menutupi hal tersebut lagi. Ia pun mengambil duduk di sebelah sang kakak. "Buku itu jendela pengetahuan, Kak," ujarnya disertai tawa puas sembari berlari meninggalkan sang kakak.

#agustusrawspunyacerita
#janganmauditikungmalasdisepertigabulan

0 comments:

Posting Komentar