Selamat Ulang Tahun


Ariani meringkuk di atas kasur Giana,  kepalanya menempel pada bantal yang biasa digunakan oleh Giana. Sebelum air matanya meluncur, ia menyekanya dengan cepat. Matanya terpaku pada kelendet di meja. Terpampang kalender bulan Agustus dengan tanggal 17 dilingkari dengan spidol merah serta ditandai bintang.

"Selamat ulang tahun, Kakak jelek," bisik Giana membuat Ariani menoleh cepat. Di ambang pintu, Giana berdiri dengan senyum lebar di wajahnya. Sebuah cake yang sudah dihiasi lilin dibawa masuk oleh gadis itu.

Ariani tersenyum, segera bangkit dari posisinya. Ditepuknya pelan kasur itu. "Kamu juga. Selamat ulang tahun. Kita tiup dulu lilinnya atau mau tunggu papa aja?" tanya Ariani bersemangat.

Sejujurnya, ini agak menggelikan, mereka bertiga, berulang tahun di hari yang sama. Entah bagaimana bisa ini terjadi, Ariani sama sekali tak mengerti. Walau begitu, ia merasa senang. Karena hari-hari seperti ini merupakan hari paling bahagia dalam hidupnya. Mungkin, sedari awal mereka memang ditakdirkan untuk menjadi satu keluarga yang amat sangat kompak—bahkan sampai tanggal dan bulan lahir.

Giana berjalan mendekat. "Ah! Iya. Aku lupa ternyata ini hari ulang tahun Papa juga," desah gadis itu lemas. 

"Apa katamu?!" seru sebuah suara bariton. Angga muncul dengan kemeja putih dan celana hitam, lalu memiting leher putri bungsunya gemas. "Dasar anak nakal!" tegurnya seraya melotot. Walau begitu, siapa pun yang mendengarnya tahu bahwa teguran itu hanyalah kelakar semata sebab nada yang digunakan sangatlah lembut. Ia bahkan mengecup kening putrinya lembut.

Ariani segera bergabung dalam pelukan tersebut. "Aku kangen kalian," lirihnya sendu. Angga mengusap puncak kepala Ariani sayang.

Pelukan itu diurai oleh Angga. "Ariani, kamu kuat. Kamu pasti bisa melewati ini semua. Kamu tahu, 'kan? Apa pun yang kamu lakukan, Papa akan selalu dukung kamu."

Giana masuk di antara Angga dan Ariani, lalu mengangguk tegas. "Iya. Jadi, mending sekarang kakak bangun dan bersemangat lagi. Aku selalu dukung kakak. Maafin aku, ya."


#agustusrawspunyacerita #merdekahatikudenganmenulis

0 comments:

Posting Komentar