Rasa gelisah semakin mencekik Ariani begitu terbangun dari mimpinya. Kakinya mengayun cepat menuju kamar sang ayah. Ariani menggedor pintu itu dengan heboh. "Om! Om Danu!"
Ariani terus menggedor pintu kamar tanpa henti. Danu yang berada di dalamnya segera membuka. "Ada apa?" tanya Danu setenang mungkin, berharap ketenangannya bisa menulari gadis itu.
"Giana bilang temen om dan Papa, 'kan?" todong Ariani membuat Danu berkerut bingung. Setelah satu menit penuh mencerna maksud perkataan Ariani, ia mengangguk pelan. "Om tahu gak siapa temen yang Giana maksud?"
Danu menggeleng pelan. Ariani menemui jalan buntu. Helaan napas lelah meluncur dari bibir pinknya. Kakinya melangkah lemas menuju ruang tamu. Danu yang tahu bahwa gadis itu kembali menemui jalan buntu pun mengekorinya dalam diam.
"Kamu sama sekali gak tahu apa-apa? Apa selama ini adik kamu gak bertingkah aneh?" Danu berusaha menggali informasi.
Ariani terdiam. Kapan adiknya tak bertingkah aneh? Ia akan sangat bersyukur jika adikknya sehari saja bisa bertingkah normal. "Giana selalu bertingkah aneh, Om. Sama kayak Papa," jelasnya seraya mengenang tingkah aneh bin ajaib dua orang yang paling berharga dalam hidupnya.
Danu mengangguk mengerti. Ia paham betul apa yang dimaksudkan oleh Ariani. Saat tengah berpikir, ponsel milik Ariani berdering, dari nomor tak dikenal. Ariani segera mengangkatnya berharap itu dari adiknya. Akan tetapi, ia harus menelan pil pahit yang bernama kekecewaan. Itu dari kepolisian yang memberitahunya bahwa mereka menemukan jasad sang ayah di sebuah gudang di tempat terpencil.
Danu menemani gadis itu untuk mengambil jasad sang ayah. Mereka berdua mengurus pemakaman dengan cepat. Banyak sekali bisik-bisik yang menyayat hati, tetapi Ariani mengabaikan itu semua.
"Loh? Danu?" Seorang pria berkaos putih mencegat langkah Danu.
"Jeffrey!" seru Danu kaget, "sudah lama sekali tak bertemu denganmu. Apa kabar?" Mata Danu menangkap ada beberapa wajah yang ia kenal semasa kuliah. Sepertinya mereka sedang melayati salah seorang teman mereka sekaligus reuni kecil-kecilan.
#agustusrawspunyacerita
#menulisharikedelapanbelasyukjanganmalas
0 comments:
Posting Komentar