Berapa digit?

Tak! Tak! Tak!

Suara tuts keyboard yang ditekan saling bersahut-sahutan. Di pojok ruangan tersebut terdapat seorang gadis yang tengah meneliti faktur menggunung yang ada di dalam kubikelnya.

“Seratus satu … parkir delapan belas ribu … ada enam lembar berarti …,” gumam gadis itu sembari memindahkan pengeluaran yang tertulis di faktur ke dalam program general ledger miliknya.

Begitu ia melihat lembaran faktur kecil yang dipegangnya telah habis. Ia menutup jurnal tersebut dan mencocokkan total yang telah diinputnya dengan total faktur yang ada. Setelah pas, ia menyimpan jurnal tersebut dan membuka jurnal baru untuk transaksi selanjutnya. Pekerjaan itu ia lakukan berulang kali hingga tumpukan faktur yang menggunung terbagi menjadi dua—yang sudah selesai diinput dan yang belum.

“Loh? Beda?” gumamnya kecil, lalu mengecek kembali satu persatu faktur kecil yang telah diinputnya ke dalam general ledger. “Oh, pantes. Kenapa bisa terketik lima ratus sih? Padahal kan itu seribu lima ratus,” omelnya pada diri sendiri. Setelahnya ia menyimpan jurnal tersebut dan menutupnya. Membuka jurnal baru dan kembali mengulang pekerjaan tadi kembali.

Plak! Plak! Ditepuknya kedua pipinya keras-keras saat melakukan kesalahan kembali. “Ayo! Fokus, Ra! Masih banyak, nih!” ucapnya pada diri sendiri. Ia menyambar botol minum yang tak jauh darinya dan menegak isinya hingga tandas. Ia pun memutuskan untuk keluar ruangan untuk mengisi air minumnya sambil menghirup udara segar sejenak.

Sepuluh menit ia mengademkan otaknya, ia kembali masuk ke dalam ruang kerjanya. Dan suasananya masih sama. Suara tuts keyboard masih saling berlomba memekakkan telinga. Namun, karena ia sudah menghirup udara luar, ia merasa sedikit lebih rileks dan sudah mulai bisa focus kembali ke pekerjaannya.

Saat gunungan faktur yang masih belum ia kerjakan sudah hampir habis, Royana—rekan kerja yang duduk di kubikel seberangnya—memanggilnya.

“Sstt … Clara!”

Clara mendongakkan kepalanya ke atas dan menatap Royana dengan alis terangkat, “Ya, Kak?”

“Aku mau pinjem kalkulator dong. Boleh?” pintanya dengan wajah memelas.

Clara tersenyum dan mengangguk kecil, “Oh, iya, Kak. Boleh. Bentar, ya, Kak,” ucapnya pelan sembari mencari kalkulator miliknya yang entah sudah terkubur di bawah faktur yang mana.

“Tapi tunggu dulu, sebelum pinjam …. Kalkulator milikmu, berapa digitnya?”

Wajah Clara yang tadinya sudah cerah saat menemukan kalkulatornya, mengerut bingung. “Berapa digit?” Ia membeo pertanyaan Royana dengan heran. Sekilas, ia meneliti kalkulator tersebut dengan tatapan heran. Dan mulai menghitung jumlah tombol yang ada di kalkulatornya dengan linglung.

“Bukan! Bukan itu maksudku,” ucap Royana sedikit panik dan juga geli. Ia sama sekali tak menyangka rekan kerjanya ketika fokusnya pecah akan menjadi selinglung itu.

“Itu … layar kalkulatornya … bisa nampilin berapa digit angka? Aku mau pakai yang 16 digit. Soalnya punyaku yang 12 digit gak bisa," tanyanya tergagap akibat menahan tawa. Ia bahkan harus berdeham beberapa kali terlebih dahulu sebelum mengajukan pertanyaan tersebut.

Clara tersenyum malu. Sungguh ia sangatlah tolol. Seharusnya ia mengerti bahwa ‘berapa digit’ yang dimaksudkan Royana adalah berapa digit angka yang bisa ditampilkan di layar kecil kalkulator miliknya. Saking malunya, ia berharap tanah yang dipijaknya sekarang mendadak berlubang dan menelannya hingga ke perut Bumi.

Clara menyodorkan kalkulatornya tanpa melihat wajah Royana, “Ini, Kak. Silakan. Kalkulatornya 16 digit.”

Royana yang sudah memegang kalkulator itu mendadak berhenti dan memandang Clara tak enak. “Kamu gak pakai, ‘kan? Jangan gara-gara aku pinjam nanti kamu malah gak bisa kerja.”

Clara buru-buru menggeleng, “Gak, kok. Aku gak pakai. Lagian kalau mau hitung-hitungan di komputer juga ada excel atau gak kalkulator bawaan di komputer.”

“Oke. Makasih, ya. Aku pinjem dulu.” Royana tersenyum senang dan menerima kalkulator dengan perasaan lega.

 

 

Sekilas info (kali aja ada yang gak tahu, tapi harusnya udah pada tau sih)

Kalkulator yang biasa kita jumpai itu alias kalkulator handled alias kalkulator genggam. Itu ada beberapa jenis. Ada yang 8 digit, ada yang 10, 12, 14, dan kalau tidak salah yang paling besar itu 16 digit.

(Sumber gambar : https://ae01.alicdn.com/kf/H2ee099e27f6c4457b44d0383f2227db2W.jpg)

0 comments:

Posting Komentar