Kejadian Lucu saat Bermotor

Hai, Teman! 

Sebenarnya aku mulai bingung mau nulis apa di sini. Padahal ini baru hari keempat, loh :)

Jadi, ide ini terlintas saat kemarin pas pulang kerja sama adik. 

Kalian pernah gak sih ngalamin kejadian-kejadian lucu pas lagi berkendara sepeda motor? Baik saat lagi di jalan atau pun setelah dan sebelum jalan. Kayak beberapa contoh kasus di bawah ini. Kalau ada yang pernah, coba acung dulu tangannya. Mari absen di bawah. 

Kejadian yang dimaksudkan tadi adalah :

1. Lupa pakai helm.

Helm itu properti yang sangat amat penting bagi kita di saat berkendara, 'kan? Selain untuk menghindari ditilang polisi (Tolong jangan pakai alasan ini, ya, Teman.), pemakaian helm ini juga berguna untuk menahan benturan di kepala kalau-kalau terjadi kecelakaan. (Ini sih semua pasti tahu dong, ya?)

Mari kita lihat baca cuplikan adegannya. 

Belum lima menit lamanya Fela melajukan motornya meninggalkan rumah, Nana yang berada di boncengannya menepuk pundaknya dengan heboh. Fela pun menghentikan laju motornya dan menoleh ke belakang.

"Kenapa, sih, Na? Heboh bener nepoknya? Untung gak lepas ini bahu," sinisnya.

Nana cengar-cengir, "Maap, Fel. Bentar, deh. Kayaknya ada yang aneh gitu hari ini. Rasanya ada yang kelupaan gitu, tapi apa, ya?"

Fela pun mulai meneliti penampilan Nana dari atas ke bawah. Jaket sudah dikenakan, ransel juga sudah melekat sempurna di punggung, rambut juga sudah disisir rapi. Sepertinya sudah sempurna. Ia mengangkat alisnya bingung, "Apa yang bikin kamu ngerasa kurang coba? Kayaknya udah lengkap semua tuh!"

Pandangan Nana sedikit menerawang, "Kayaknya hari ini lebih seger gitu. Dingin-dingin di muka pas motoran ini. Biasanya kan gak ...,”—Nana menepuk kepalanya sedikit keras saat menyadari apa yang terlupa—“Helm!” serunya kencang sambil menepuk pundak Fela keras.

“Nepuknya selow aja kenapa? Sakit, tau?” omel Fela, lalu menghidupkan motornya dan kembali menuju rumah.

 

2. Berasa dipanggil.

“Hah? Apaan?” tanya Fela sambil melirik ke arah belakang lewat kaca spionnya.

Nana yang merasa dipanggil pun mencondongkan tubuhnya dan bertanya, “Apaan?”

Fela menoleh ke belakang sejenak dan bertanya marah, “Apaan sih? Ditanya apa kok malah tanya balik?”

“Kamu yang apaan? Gak ada angin gak ada hujan tiba-tiba apaan,” omel Nana kesal. Ia melipat kedua tangannya di depan dada.

Fela terkekeh geli, “Oh, kamu gak manggil? Kirain aku, kamu manggil. Maap.”

Yuk, yang pernah ngalamin kasus di atas silakan diacung tinggi-tinggi tangannya. Kayaknya sih ini lumayan sering, ya? Jujur aja. Dalam seminggu pulang pergi kerja bareng sama adek, pasti kejadian kek gini ada lah ngalaminnya 4:12 atau lebih mudahnya 1:3.

3. Berasa diajak ngobrol.

“Oi! Nanti mau makan ke mana nih?” tanya Nana dengan nada riang.

Fela melirik ke arah belakang dengan kaca spionnya dan menjawab dengan santai, “Terserah aja, sih. Kamu emangnya mau makan di mana? Tapi sebenarnya aku lagi pengen makan yang berkuah nih.”

Nana mengangguk-angguk kecil, lalu terdiam sejenak seolah berpikir. Jari telunjukknya aktif mengusap dagunya pelan. “Makan bakso Pak Min aja, ya? Ntar jam tiga sore kita ketemuan di sana.”

Fela mengangguk paham. Namun sedetik kemudian menyerngit bingung. Bukannya mereka tengah bersama, lantas kenapa harus ketemuan di tempat itu nanti? Ia pun meneliti gerak-gerik Nana dengan spion. Rasa malu dan kesal memenuhi dadanya hingga membuat wajahnya terasa panas. Sial! Ternyata Nana tengah menelepon seseorang. Pantas saja kalimat terakhirnya sangat aneh.

Nana menepuk pundak Fela dan bertanya dengan suara yang sedikit dikeraskan untuk melawan angin, “Fel, tadi kamu ada ngomong sama aku, ya?”

Walau Fela ingin menjawab ‘iya’, tetapi harga dirinya memaksa dirinya menjawab, “Gak, kok.” dengan santai.

4. Obrolan yang gak nyambung.

“Na, kamu nanti makan di rumah aja, ya? Sendiri. Aku udah gak sempat soalnya,” ucap Fela sedikit teriak sembari melajukan motornya lebih cepat lagi.

Nana mengeratkan pegangannya ke besi yang ada di belakangnya. “Oke. Aku nanti sore baru ada kelas lagi, kok. Jadi, sekarang aku bebas dulu,” balasnya dengan suara yang agak dikeraskan.

“Ya, udah. Eh, nanti habis makan aku harus pergi. Ada janji sama teman. Kamu sendiri di rumah gak apa, ya?” tanya Fela lagi.

“Iya. Nanti aku berangkat sendiri aja. Santai aja lah. Tenang. Tenang,” ucap Nana sembari mengibaskan tangannya semangat.

Fela menoleh sejenak ke belakang. “Kamu gak berani sendiri di rumah?” tanyanya bingung.

Nana memiringkan kepalanya tak mengerti, “Siapa yang gak berani di rumah sendiri? Jelas berani lah. Lagian ngapain kamu tanya berani apa gak sendiri di rumah? Aku kan habis ini mau ke kampus, ada kelas sore. Dari tadi kan kita bahas itu,’kan?”

Fela mengerem motornya secara mendadak dan memutar kepalanya menghadap Nana. Ia membuka helmnya dan mengerutkan kening bingung. “Apaan sih? Kamu gak jelas banget. Orang dari tadi aku bilang, sekarang ini aku nganterin kamu pulang buat makan. Soalnya aku ada janji sama orang. Kamu harus makan sendiri. Terus gak apa ‘kan aku tinggal sendirian di rumah. Gitu, loh”

Nana mengangguk-anggukkan kepalanya dan membulatkan bibirnya serta menyerukan kata “Oh” panjang. “Oke, paham.”

 

Yok, coba diabsen siapa yang pernah ngalamin 4 kejadian di atas. Hehe …. Jangan malu-malu buat ngaku, ya.

 

2 komentar:

  1. Berasa artis dong aku di sini 😂😂😂 Btw rasanya aku ngalamin semuanya deh, wkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gpp.. Biar cepet tenar.. Btw, itu ada yg kelupaan dong 😅😅😅
      Kelupaan lepasin helm setelah turun dari motor

      Hapus