Yo, Gengs! Apa kabar kalian? Baik
'kan, ya? Harus dong! Hari ini balik lagi ke sesi review novel. Novel apa yang
kali ini bakal ku-review? Yuk, meluncur!
![]() |
Review Time |
![]() |
Blurb |
Judul :
7 Days Waiting For Reincarnation
Penulis :
Erin Damayanti
Genre :
Horor
Penerbit :
CV. Garuda Mas Sejahtera
Tahun Terbit :
2016
EISBN : 978-623-213-108-8
Blurb :
Ini sudah gila!
Sebelumnya
aku tidak pernah percaya akan keberadaan hantu atau apapun namanya makhluk tak
kasat mata itu. Tapi berbeda pada pagi cerah di mana aku hendak berangkat
kerja. Aku bertemu Davin, hantu yang menyesal telah menjadi hantu.
Untuk
pertama kalinya, dan aku juga mau ini yang terakhir kali, aku berterimakasih
telah bertemu dengan hantu seperti Davin.
![]() |
Cut Scene |
Novel ini dibuka dengan keseharian si aku—Reta—yang
merupakan pegawai kantoran biasa hendak pergi bekerja. Sekilas, dijelaskan
mengenai bagaimana kehidupan pribadinya yang kini hanya tinggal berdua bersama
sang adik—Remi. Dijelaskan secara singkat, walau Reta yang merupakan sang
kakak, tetapi yang mengambil kendali adalah Remi. Walau Remi merupakan remaja
yang baru menginjak usia enam belas tahun, ia lebih dewasa daripada Reta.
Seperti pekerja kantoran biasa, Reta
diburu waktu agar bisa sampai tepat waktu ke kantor. Ia yang tak bisa
mengendarai kendaraan, baik motor maupun mobil, terpaksa harus menggunakan
angkutan umum. Dan keretalah yang menjadi pilihannya karena stasiun kereta
dekat dengan rumah kontrakannya.
Pagi itu, saat hendak berangkat, ia
melihat seorang pemuda terjun ke rel kereta api sambil menunggu kedatangan
kereta. Sama seperti orang-orang pada umumnya, ia pun berteriak meminta pemuda
itu menyingkir dari perlintasan kereta agar tetap hidup. Walau ia berteriak
seperti orang gila, semua hanya menatapnya dengan tatapan kasihan, tanpa ada
yang berniat menghentikan niat pemuda itu untuk bunuh diri.
Reta panik bukan kepalang. Walau orang-orang
menatapnya aneh bercampur kasihan, ia tetap berteriak meminta pemuda itu
menyingkir. Akan tetapi, terlambat! Pemuda itu tertabrak oleh kereta dan
menghilang! Ia bingung sekaligus syok. Kemudian, adegan pun beralih pada
kehidupannya di kantor. Dimarahi atasan dan diledek teman sekantor.
Sorenya, ia pulang dan mendapati pemuda
itu di stasiun tersebut. Namun, ia menyadari bahwa pemuda itu bukanlah orang,
melainkan hantu. Orang itu—lebih tepatnya hantu itu—meminta bantuan padanya.
Pemuda itu menjabarkan keadaannya secara ringkas setelah memperkenalkan diri
sebagai Davin.
Ia meninggal karena menabrakkan diri ke
kereta yang sedang melaju, lalu meninggal. Kemudian, ia bertemu dengan sosok
hitam yang menyuruhnya untuk membantu orang-orang agar proses reinkarnasinya
dipercepat. Akan tetapi, ia tak bisa membantu orang-orang begitu saja karena
orang-orang pasti akan takut juga benda-benda bisa bergerak dengan sendirinya.
Akhirnya, ia pun memutuskan untuk meminta bantuan Reta—satu-satunya manusia
yang bisa melihatnya.
Reta mengatakan akan mempertimbangkan hal
itu, lalu pulang ke rumah dalam keadaan linglung. Sesampainya di rumah, gadis
itu menuju meja makan seperti yang diperintahkan sang adik. Saat makan, matanya
tanpa sengaja melihat koran di hari itu. Ia pun membuka dan membacanya. Dan menemukan
berita tentang pemuda atau hantu itu—Davin.
Akibat terlena dengan wajah tampan serta tatapan penuh permohonan
Davin, gadis itu menyetujui untuk menerima permintaan Davin. Reta pulang dan
menceritakan pengalamannya berkenalan dengan hantu pada Remi yang langsung
mengatainya gila.
Walau begitu, Reta tak ingin mengambil
pusing. Paginya, sebelum ia pergi ke kantor, ia duduk di stasiun untuk
mengobrol dengan Davin. Malamnya, ia duduk di stasiun untuk membantu Davin
menolong orang-orang. Karena sering mengobrol, keduanya pun menjadi dekat. Reta
mengetahui sedikit cerita semasa hidup Davin dan merasa simpati pada pemuda
itu.
Tugas mereka untuk menolong orang
dilakukan keduanya dengan kompak hingga tibalah hari ke-7. Hari di mana mereka
harus berpisah. Perpisahan itu diiringi dengan perasaan sedih.
#day4
#JurnalHydramates
#reviewnovel
#Pojokbaca
0 comments:
Posting Komentar