Mencurigakan


"Kenapa Om bantuin kami?" Giana tak bisa tak mencurigai asisten Jordy—Hendy. 

"Aku yang minta sama Papa buat bantuin kamu," potong sebuah suara yang amat sangat dikenali oleh Giana. 

Jemari Giana mengepal kuat. Ia langsung berdiri dari duduknya. Wajahnya memerah, urat-urat lehernya pun menonjol. "Apa? Apa yang kamu rencanakan?" Matanya menatap tajam pada Erina yang muncul dari balik punggung Hendy dengan mengenakan pakaian training dan bersimbah keringat.

Gadis itu membungkukkan badannya. "Maaf atas perbuatanku selama ini," ujarnya terdengar tulus di telinga Giana.

Giana mendengkus. Tanpa mengatakan apa pun, ia berbalik dan meninggalkan ruang tamu. Kini, mereka sedang berada di rumah mendiang nenek Giana. Ariani yang melihat adiknya pergi begitu saja setelah mendapatkan permintaan maaf hanya bisa tersenyum tak enak.

"Dia pasti sudah memaafkanmu, kok," hibur Ariani pada Erina yang terlihat kecewa.

Danu muncul dengan wajah bengkak membuat Erina meringis tanpa sadar. Walau begitu, ia tetap mengucapkan salam pada Danu yang dibalas dengan anggukan singkat. Danu beralih pada Ariani. "Adik kamu kenapa lagi?" Pandangan Danu beralih ke arah yang dilalui oleh Giana sebentar sebelum akhirnya menoleh dan mendapati Hendy berada di ruangan itu. Danu segera mengambil posisi siaga.

Ariani langsung menariknya duduk. "Om Hendy orang baik," ujar Ariani memberi tahu.

Danu tak meragukan itu. Ia mengenal Hendy semasa mereka kuliah. Ia tahu Hendy baik, tetapi saat ini Hendy berada di kubu musuh. "Kamu lupa dia siapa?"

Ariani hendak menjelaskan, tetapi dicegah oleh Hendy. "Wajar kalau Danu curiga. Aku juga tak bisa menyalahkannya. Seharusnya kamu juga tak boleh menurunkan kewaspadaanmu seperti ini," jelas Hendy penuh sesal.

"Aku ke sini hanya ingin menyerahkan ini. Putriku yang memintanya, ia bilang ini sebagai permintaan maafnya pada Giana karena telah memperlakukannya dengan buruk selama ini. Ini adalah sesuatu yang kalian perlukan." Hendy menyerahkan sebuah kantongan kecil berwarna hitam.



#agustusrawspunyacerita
#akumasihsemangatnuliswalauditerpaombakmager

0 comments:

Posting Komentar