"Na, ini titipan temen kamu." Ariani menyodorkan bungkusan hitam itu pada adiknya. Aura panas masih meliputi sang adik hingga ia pun menepuk bahu adiknya pelan. "Dia kan udah minta maaf. Kamu gak mau maafin?"
Giana menoleh menatap Ariani. Membuka mulutnya, tetapi tak ada yang bisa ia katakan. Kakaknya tak tahu seberapa parah tindakan Erina padanya. Dan ia juga tak ingin membongkar hal itu pada sang kakak. "Sudahlah! Lupakan!" desah gadis itu malas.
Melalui sudut matanya, Giana meliring kantongan hitam itu. Rasa penasaran mendorongnya membuka kantong tersebut. Sebuah USB dan buku coklat miliknya. Padahal ia sudah sempat stress akibat buku coklat yang hilang ini. Ternyata malah ada pada musuhnya.
"Loh? Bukannya itu buku kamu?" Ariani mendekat, lalu menyambar buku yang membuatnya penasaran setengah mati itu.
Giana mengangguk. Sekarang, ia tak mempermasalahkan lagi Ariani mau membaca buku itu atau tidak. Ariani sudah terlanjur terlibat, malah menurutnya lebih baik sang kakak tahu. "Itu buku harian Papa. Aku menemukannya di dekat lokasi kejadian pembunuhan itu. Sepertinya polisi melewatkan itu, jadi aku mengambilnya. Di dalam, sudah aku kumpulkan berbagai macam bukti. Baca saja," ujarnya memberi tahu.
Tanpa disuruh pun, Ariani sudah membuka lembar demi lembar. Matanya terasa panas dan dadanya bergemuruh hebat. Ternyata, selama ini, adik yang ia kira hanya terpuruk sembari mengunci diri di kamar setelah kabar sang ayah menjadi pembunuh malah giat mengumpulkan bukti.
"Maaf. Maafin kakak karena gak tahu apa-apa," isaknya sambil menundukkan kepalanya menyesal.
Giana menonjok pelan lengan Ariani. "Udah! Jangan nangis! Nanti rumah nenek banjir. Kita lagi sembunyi di sini, bukannya mau ngerusakin rumah nenek. Nanti bisa-bisa nenek bangkit dari kubur buat jewer telinga kita gara-gara rumahnya kita buat banjir," seloroh Giana membuat Ariani terkekeh kecil.
Ia sudah mempelajari semua bukti yang Giana kumpulkan, serta USB—bukti kejahatan lain yang dilakukan Jordy. Kini saatnya melakukan serangan balasan.
#agustusrawspunyacerita
#kukejarmimpisampaikebulan
0 comments:
Posting Komentar