Bagi yang mau nonton, link-nya sini aku bagiin :
1. Tilik
Bahasa : Bahasa
Jawa
Durasi : 32 menit
Penulis : Bagus Sumarton
Rumah Produksi : Ravacana Film
Sutradara : Wahyu Agung Prasetyo
Produser : Elena Rosmeisara
Sinopsis : Dian adalah seorang kembang desa. Banyak lelaki yang
mendekatinya hingga datang melamarnya. Warga desa bergunjing tentang status lajang
Dian. Dalam satu kesempatan perjalanan naik truk dalam rangka menjenguk (tilik) Bu Lurah di rumah sakit di kota,
beberapa warga berdebat tentang siapa yang bakal mempersunting Dian. Perjalanan
“tilik” menjadi penuh gossip dan
petualangan bagi para warga desa yang naik truk tersebut.
2. Cream
Bahasa : Bahasa InggrisDurasi : 12 menit
Kreator : David Firth
Jenis : Animasi
Sinopsis : The time has come for CREAM—the latest product that will fix your life. This is the story of Dr. Bellifer, a scientific genius, who after years of smashing particles together, reveals his revolutionary new product : a cream with the power to fix all of the world’s problems.
Nah, mari kita ulas satu persatu dari hasil menonton kedua film pendek tersebut.
Review Film Pendek Tilik
Film tilik yang menggunakan Bahasa Jawa, bahasa yang terderngar sangat asing di telingaku. Walau durasi film pendek ini sangat singkat, aku membutuhkan waktu hampir seminggu penuh untuk menyelesaikannya. Bukan karena filmnya tak bagus, melainkan karena aku tak paham bahasanya. Walau ada terjemahannya ke dalam Bahasa Indonesia, tetapi karena bahasa yang digunakan aku sama sekali tak mengerti dan tak terbiasa mendengarnya membuatku membutuhkan waktu lebih lama dari perkiraan untuk menyelesaikannya. Selain terkendala bahasa, hal lainnya yang membuat acara menontonku lama karena gaya merumpi yang dilakukan oleh Bu Tejo suskses membuatku malas melihatnya.
Setelah berhasil menyelesaikannya, aku langsung berpikir bahwa, film tersebut sangat nyata. Apa yang terjadi di dalam film itu, sering kali kita jumpai di kehidupan sehari-hari kita.
Mari kita mengaku secara jujur, setiap hari, pasti kita pernah menemui sosok seperti Bu Tejo yang sukses diperankan oleh Siti Fauziah. Sosok yang hobi menggunjing mengenai sosok di sekitarnya. Di film ini, Bu Tejo dengan semangat menggunjingkan seorang kembang Desa yang bernama Dian.
Dian yang usianya sudah matang belum juga menikah walau banyak lelaki yang melamar dirinya. Dian yang tamatan SMA dan baru saja bekerja bisa membeli motor serta ponsel baru. Dian yang pernah terlihat muntah-muntah di perjalanan pulangnya saat malam. Foto dengan sosok yang menyerupai Dian tengah berjalan dengan om-om. Sosok yang seperti itu tentu saja menjadi sosok empuk untuk digunjingkan.
Gunjingan itu tak serta-merta ditelan oleh ibu-ibu yang menaiki truk tersebut karena ada Yu Ning—diperankan oleh Brilliana Desy—menyanggahnya dengan meminta Bu Tejo untuk mencari tahu kembali keheranan dari informasi tersebut. Menurutnya, informasi yang didapatkan di internet belum tentu benar adanya. Perdebatan pun tak terelakkan. Bu Tejo marah pada Yu Ning dan mengatakan bahwa jelas saja Yu Ning membela Dian lantaran Yu Ning merupakan saudara jauh dari Dian. Yu Ning tak bisa membantahnya.
Bu Tejo pun mencari sekutu, ditanyakanlah pada Yu Sam—diperankan oleh Dyah Mulani—apakah dirinya benar atau salah. Yu Sam yang tak ingin terlibat dalam pertikaian memilih untuk tak mengiakan ataupun menyanggah pernyataan Bu Tejo. Gosip tersebut semakin panas tatkala Bu Tri—diperankan oleh Angeline Rizky—membenarkan ucapan Bu Tejo.
Bu Tejo pun semakin semangat bergunjing. Gunjingan itu sempat berhenti saat mereka sampai di rumah sakit dan disambut oleh Dian dan Fikri yang mengatakan bahwa Bu Lurah belum bisa dijenguk lantaran masih berada di ruang ICU. Bu Tejo menyindir Yu Ning hingga ia menjadi tak enak hati. Dan berpikir salahkah ia jika mengajak ibu-ibu itu menjenguk Bu Lurah. Lalu, mereka pun memutuskan untuk pulang. Namun, sebelum pulang mereka hendak singgah ke pasar terlebih dahulu.
Film ini mengajarkan kita agar tak langsung menerima begitu saja apa yang kita lihat dari internet.
Review Film Pendek Cream
Sejujurnya, pas pertama kali buka film ini. Yang terlintas di pikiranku adalah "Wow! Gambarnya horor sekali." Akan tetapi, setelah film memasuki menit kedua, aku mulai tertarik dengan isinya.
Di sini, diceritakan bahwa ada sebuah cream yang bisa menyembuhkan orang yang sakit. Segala jenis penyakit bisa ia sembuhkan, baik patah tulang, luka biasa, dan bahkan orang yang sudah sekarat pun bisa disembuhkan olehnya. Hebat, bukan?
Lalu, bukan hanya bisa menyembuhkan manusia. Untuk benda mati yang sudah rusak pun, cream bisa menanganinya dengan baik. Selain itu, cream juga bisa menumbuhkan rambut yang botak, bisa mempercantik wajah yang jelek. Ia juga bisa memudakan yang tua. Sungguh keren.
Kemudian, cream juga bisa digunakan untuk menyembuhkan orang yang sudah sekarat. Benar-benar sangat luar biasa. Selain bisa digunakan pada makhluk hidup dan juga benda mati, cream juga digunakan untuk menghentikan perang dengan cara menyembuhkan orang-orang yang terluka, menduplikasi makanan untuk orang-orang yang kelaparan. Di dalam bidang industri, cream bisa digunakan untuk menjernihkan kembali air yang sudah tercemar limbah.
Akan tetapi, masalah mulai muncul saat cream dinyatakan sudah tersisa dikit. Hanya beberapa bulan pemakaian saja. Lalu, dibuatlah terobosan baru. Cream yang bisa menggandakan dirinya setelah diolesi dengan cream itu sendiri. Kerisauan pun bisa ditekan.
Penemuan cream yang melambung tinggi dengan cepat, pun terjun bebas dengan cepat saat diterpa isu bahwa bahan baku pembuatan cream menggunakan bahan-bahan yang terlarang. Penggunaan cream menjadi dilarang di seluruh tempat. Orang-orang yang tadinya mengelu-elukan cream, berganti haluan menjadi menghujatnya. Terjadi kekacauan besar-besaran untuk memprotes pembuatan cream tersebut. Dan akhirnya, sang penemu cream, Dr. Jack Bellifer, dihukum mati atas berbagai tuntutan.
Film fiksi ini sungguh menarik, terlepas dari gambarnya yang begitu menakutkan. Kalau menurutku, penggunaan cream ini memiliki dampak positif dan juga negatif.
Dampak negatif dari penggunaan cream ini menurutku, misalnya :
1. Bisa mematikan perputaran ekonomi. Jelas karena cream bisa menggandakan makanan, jadi tak perlu membeli makanan dari luar. Namun, jika mau diteliti, cream yang merupakan bahan kimia, belum tentu sehat untuk dikonsumsi bukan? Jadi, menurutku penggunaan untuk menggandakan makanan tidaklah begitu baik.
2. Bisa memicu kriminalitas.
Kalau misalnya, cream ini benar-benar ada, dan mungkin mahal. Hal ini tentu akan memunculkan perselisihan. Orang-orang yang tak mampu membelinya, tetapi memerlukannya pastinya akan melakukan segala cara untuk mendapatkannya, termasuk mencuri.
3. Meledaknya populasi manusia.
Dengan menggunakan cream, orang-orang bisa menjadi muda kembali. Dan orang yang sudah meninggal bisa dihidupkan kembali. Pemikiran ini sungguh mengerikan. Mengingat tak ada yang bisa meninggal, sementara angka kelahiran terus bertambah. Tentunya populasi manusia akan meledak.
Lalu untuk dampak positifnya :
1. Bisa membantu orang-orang yang kekurangan. Jika saja cream bisa didistribusikan secara murah pada kalangan menengah ke bawah, tentunya hal ini akan membantu mereka. Mereka tak akan lagi menderita kelaparan.
2. Bisa menyembuhkan penyakit.
Salah satu fungsi cream adalah menyembuhkan penyakit, dengan menggunakan cream maka penyakit yang mematikan sekalipun akan bisa disembuhkan. Tentunya ini menguntungkan.
Jadi menurutku, seandainya cream ini benar-benar ada dan bisa digunakan. Aku mendukung, tetapi menurutku penggunaan dan kepemilikannya harus diatur di dalam hukum, misalkan kepemilikan cream hanya oleh negara. Dan penggunaan cream hanya digunakan untuk membantu negara. Sebagai contohnya, untuk membantu para petani di saat musim kemarau hingga menyebabkan panen yang gagal dan untuk membersihkan limbah yang dibuang ke sungai.
#OneDayOnePost
#ODOP
#ODOPChallenge2
0 comments:
Posting Komentar