Mati(in) Lampu

"Papa mana, Kak?" tanya Hana pada Intan yang tengah menekuri ponselnya dengan senyuman lebar di wajah. 


Intan mengangkat wajahnya dan menatap Hana kosong sejenak sebelum akhirnya menepuk tangannya keras. Hana hampir saja melompat kaget karena kelakuan sang kakak yang aneh itu. "Belum balik ...," ucapnya ragu, "kayaknya," lanjutnya lagi pelan—hampir menyerupai bisikan. 


Hana mengangkat alisnya tak mengerti. Mengapa sang kakak yang di rumah saja tak tahu apakah ayah mereka sudah pulang atau belum? Walau heran, ia memutuskan untuk tak bertanya lebih lanjut karena yakin bahwa percakapan yang akan mereka lakukan hanyalah sia-sia dan buang-buang waktu serta tenaga. 


Hana masuk ke dalam kamarnya, lalu keluar dua menit kemudian dengan baju bersih. Ia kemudian masuk ke kamar mandi. Intan yakin sekali bahwa adiknya tengah mandi karena terdengar guyuran air dari kamar mandi. 


Intan mengangkat tangannya tanpa suara saat sang papa masuk ke dalam rumah. Melihat pintu kamar mandi yang tertutup dan juga terdengar suara guyuran air dari dalam sana membuat niat iseng sang papa muncul. Ia pun berjalan pelan ke depan pintu dan mematikan lampu. 


Tak berapa lama, terdengar teriakan marah milik Hana. "Papa ... iseng banget, deh! Lagi mandi juga. Hidupin dong lampunya. Dasar!"


Omelan Hana terdengar hingga ke luar dan membuat sang papa terkekeh pelan. Beberapa detik berlalu, lampu yang belum juga dihidupkan kembali oleh papanya membuatnya berteriak kembali. "Papa! Hidupin gak lampunya? Nanti Hana guyur loh pake air!"


"Apa sih, Han? Manggilnya sampe gitu. Memangnya kamu belum pernah manggil papa?" tanya Raka santai. Ia kemudian menghidupkan lampu kembali sebelum putrinya membuka pintu dan mengguyurnya dengan segayung air. Putrinya itu terkadang sangat nakal, ancaman yang biasanya tak akan berani seorang anak lakukan pada ayahnya, bisa benar-benar dilakukan oleh Hana tanpa beban.


Contohnya seperti kejadian minggu lalu, ia yang baru saja pulang mendapati Hana yang tengah mandi. Ia pun mematikan lampunya dan membuat Hana berteriak disertai ancaman akan mengguyur siapapun yang mematikan lampu. Dan benar saja, setelah tiga menit lampunya tak juga ia hidupkan. Hana keluar dari kamar mandi dan menguyur dirinya dengan segayung air. Setelah itu, Hana hanya berlalu begitu saja dengan wajah puas. 


Beberapa menit berlalu, Hana keluar dari kamar mandi dengan wangi sabun yang menguar dari kamar mandi. Hana menatap Raka kesal. "Iseng banget, sih?" omelnya kesal. 


Raka hanya terkekeh pelan. Tak berapa lama, Hana kembali ke depannya. "Pa," panggil gadis itu pelan. Raka yang masih menekuri ponselnya hanya bergumam pelan. "Mandi sana. Papa bau," cemooh gadis itu dan langsung berlari menjauh setelah menyelesaikan kalimatnya. Raka bisa mendengar gelak puas Hana dari dalam kamar putrinya. 


"Aku pulang!" 


Raka yang baru saja keluar dari kamar mandi mendapati putri bungsunya tengah melepaskan jaket dan menaruhnya di keranjang baju kotor. Raka menatap putri bungsunya sejenak dari atas ke bawah dan berucap pelan, "Karen, mandi sana. Kamu bau."


"Jelas bau lah, Pa! Orang belum mandi dari pagi tadi. Seharian di luar, ya, bau," sungut Karen. Ia memasuki kamar dengan menghentakkan kakinya kesal. 


Tak berapa lama, Karen keluar dari kamarnya dengan menenteng baju bersih di tangan kanan dan segera masuk ke kamar mandi. Tak sampai semenit setelah Karen masuk, listrik di rumah tersebut padam. 


Sedetik kemudian, terdengar teriakan marah dari dalam kamar mandi. "Papa!"


Hana yang berada di dalam kamar tertawa pelan. Ia tahu pasti apa yang tengah dipikirkan adiknya itu. Tak berapa lama, pemikirannya dikonformasi dengan teriakan kesal sang adik. 


"Papa! Hidupin dong lampunya. Orang lagi BAB juga. Iseng banget, deh!" teriak Karen kesal sukses membuat tawa Hana dan Intan membahana memenuhi seisi rumah. 


Hana berusaha menghentikan tawanya sebelum membalas teriakan Karen. "Listriknya padam, Bodoh! Bukan diisengin papa."


"Yah! Kok gak bilang listriknya padam?" tanya Karen malu, "Aku kirain papa yang isengin aku," lanjutnya lagi berusaha menutupi rasa malunya dengan menyalahkan Raka. 


"Kamu kan suka bawa HP ke dalam, Ren. Buka dong senternya," ucap Intan di sela-sela tawanya. 


"Nih! Senternya datang, Ren. Mau papa taruh di mana?" Raka menyenteri kamar mandi lewat jendela. 


"Gak usah, aku pake HP aja, Pa," ucap Karen dan sedetik kemudian di kamar mandi terlihat terang. "Siapa yang suka marahi aku karna bawa HP ke kamar mandi? Nih, lihat! Untung 'kan bawa HP ke kamar mandi?" ucapnya jumawa. 

49 komentar:

  1. Kocak, keisengan yang sering terjadi dalam keseharian keluarga kita. Idenya menarik.

    BalasHapus
  2. Bener juga... Ada manfaatnya juga ya bawa hp ke kamar mandi bisa jadi antisipasi saat mati lampu hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut si bungsu dari 3 bersaudara itu iya, kak

      Hapus
  3. Matiin lampu. Sebuah judul yang menarik dan penuh teka-teki.

    BalasHapus
  4. Balasan
    1. Seru kalau baca..
      Tp klo ngalamin, jd ga seru lagi dong, Kak.. 😂😂😂

      Hapus
  5. Bagus kak, saya jadi ketawa-tawa sendiri : )

    BalasHapus
    Balasan
    1. Senang rasanya kalau bs membuat kakak ketawa :)

      Hapus
  6. Aku juga suka bawa ponsel di kamar mandi... Wkwkwk

    BalasHapus
  7. Setengah perjalanan baca aku bingung siapa raka ini? Apa kah adik Hana? Ternyata nama Papanya. 😁

    BalasHapus
  8. Hahaha iya. Untung memang bawa HP di kamar mandi. Daripada cuma bengong :)

    BalasHapus
  9. hihi seru banger alur ceritanya, aku jadi tergambarkan lho gimana rasanya pas mandi dimatiin lampunya

    BalasHapus
  10. sedari tadi baca yang serius-serius, dateng kesini disuguhi kekocakan yang bikin senyum-senyum bacanya






    BalasHapus
  11. Hahaha bagus kak, ini papanya jiwa muda banget. Isengnya awet

    BalasHapus
  12. Wah saya baca ini pas banget lagi mati lampu wkwkwk. Mana batre hp tinggal 11%. Dan baru bw 😅

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semangat, Kak..
      Ini saya balasnya juga pas mati lampu :v

      Hapus
  13. Suka sama karakter papanya, kek bukan orang tua, melainkan teman. Semoga begitu:)

    BalasHapus
  14. Jadi ingat masa Kecil digodain kakak iap wudhu di matiin lampu atau air sama kakak tertua.

    BalasHapus
  15. Waaah. .suka ceritanya. Lucu dan hangat.

    BalasHapus
  16. Nice story, unpredictable. Good job :)

    BalasHapus
  17. Aku kira bakal horor deh, tapi ternyata selucu itu ... sangat menghibur kak

    BalasHapus
  18. wow tulisannya inspiratif sekali dan keren ... mati lampu

    BalasHapus
  19. ini judulnya yang bikin penasaran sama isinyaaa. hebat bisaan

    BalasHapus
  20. enak ya kalau punya Ayah yang bisa jadi teman seperti itu

    BalasHapus
  21. Hana hadir buat komen kakak. Kok sama ya nama sama kejadiannya. Pernah alamin kayak gini juga. Berasa ngaca sendiri baca cerita ini kak 😂

    BalasHapus
    Balasan
    1. wkwkkwk,,
      Iya kah??
      Pernah diisengin papanya kayak begitu juga kah, Kak??

      Hapus
  22. kirain cerita horor, hahaha.. ternyata komedi natural ala keluarga, lucu Kak

    BalasHapus