Buku favorit, eh? Apa, ya? Boleh gak sih kalau aku jawabnya gak ada? Hehe. Pasti gak boleh, ya? Tapi ... siapa yang peduli? Jawabanku tetap sama, tuh, gak ada. Kenapa gitu? Karena menurutku, semua buku sama aja.
Buku cuma ada dua jenis, bikin hepi atau bikin ngantuk. Dan buku yang bikin ngantuk itu, bukan berarti aku gak suka. Hanya tak sesuai dengan seleraku. Semua buku yang kubaca, mengajarkanku banyak hal. Baik buku fiksi maupun non-fiksi. Semua mengajarkan banyak hal.
Buku non-fiksi seperti yang kalian tahu, ada banyak jenisnya. Salah banyak contohnya yang pasti mau tak mau kalian jumpai adalah buku pelajaran, diktat kuliah, buku-buku motivasi, buku-buku pengembangan diri, dan lain sebagainya.
Buku fiksi pastinya, buku-buku yang semacam novel dan komik. Akan tetapi, mari kuceritakan satu komik yang belakangan ini sering menghantuiku. Komik yang kubaca dari sebuah platform komik online yang bernama kakaopage. Komik yang berjudul 'Ambisi Sang Pangeran'. Komik bergenre isekai ini, benar-benar menghantuiku belakangan ini setelah aku berhasil menamatkan membaca.
Komik ini menceritakan seorang penulis yang bernama pena Wasser dan diseret paksa menuju dunia buatannya oleh salah seorang tokoh antagonisnya yanh bernama Aizen Keith. Aizen Keith ini adalah seorang pangeran dari dunia novel buatan Wasser.
Wasser diseret oleh Keith dengan tujuan untuk menjadikan Keith seorang raja. Akan tetapi, rupanya ada masalah yang lebih besar daripada hal tersebut. Dunia novel buatan Wasser ini rupanya terancam hancur akibat Wasser yang melupakan detail salah seorang tokoh figurannya. Membuat tokoh tersebut ingin menghancurkan dunia tersebut.
Komik ini mengajarkanku satu hal. Karakter yang kita ciptakan itu hidup di dalam dunia yang telah kita tuangkan dalam bentuk tulisan. Dan seharusnya kita tidak melupakan setiap detail kecil pada setiap tokoh, bahkan seorang figuran tak penting sekalipun.
#30daysjournalingchallenge
#day3
0 comments:
Posting Komentar