Menulis, Cara Untuk Menuangkan Emosi

 

 

Menurut Wikipedia, emosi adalah perasaan intens yang ditunjukkan kepada seseorang atau sesuatu. Emosi dapat berupa perasaan senang, marah, ataupun takut.

 

Terdapat berbagai cara untuk menunjukkan emosi seseorang. Entah itu dengan menunjukkannya secara langsung ataupun tidak. Misalnya ketika sedang marah, orang tersebut akan membanting barang-barang, memukul sesuatu, atau berteriak keras. Ketika sedang sedih, orang-orang akan menunjukkannya dengan cara menangis.  Ketika sedang senang akan ditunjukkan dengan cara bersorak-sorak.

 

Akan tetapi, bagaimana dengan orang-orang yang tak pintar menunjukkan emosinya? Tentunya, mereka akan menahan, lalu mengubur emosi tersebut. Bertindak seolah-olah semua baik-baik saja dan terkedali. Namun, emosi yang ditumpuk terlalu lama tak baik untuk kesehatan, terutama kesehatan mental.

 

Sebenarnya, ada banyak cara untuk menuangkan emosi tersebut. Salah satunya adalah dengan menulis. Menulis bisa membuat perasaan seseorang menjadi lebih lega. Jika tak ingin tulisannya dibaca oleh orang banyak, ia bisa menulis dalam buku diary. Namun, ketika ingin tulisannya dibaca oleh khalayak. Ia bisa menulis lalu mengunggahnya di media.

 

Ketika merasa sedih, seseorang bisa menulis puisi ataupun cerita yang sesuai dengan perasaannya. Ia bebas mengekspresikan seluruh emosinya dalam bentuk tulisan. Baik itu tulisan fiksi, maupun non-fiksi. Tulisan non-fiksi yang bisa ditulis dapat berupa curhatan. Sedangkan tulisan fiksi dapat berupa cerpen ataupun novel.

 

Ketika kita sedang merasa tak adil dengan keadaan kita sekarang, lalu kita ingin membuat perasaan kita lebih baik. Akan tetapi, kita tak bisa menyampaikannya pada seseorang karena takut diremehkan. Maka menulis merupakan satu-satunya jalan yang bisa kita lakukan.

 

Apalagi, mengingat sekarang sangatlah mudah bagi kita untuk menulis dan mengunggah tulisan tersebut. Kita bisa menulis dengan bebas di blog pribadi. Banyak orang yang melakukan hal tersebut. Entah itu untuk memberitahu pengalaman mereka ataupun untuk memberitahukan bagaimana perasaan mereka.

 

Tulisan fiksi juga dapat dibuat untuk meringankan perasaan. Contohnya, ketika kita merasa keadaan kita sedang buruk. Kita dapat menuliskan cerita di mana kita merupakan tokoh utama dan merancang semuanya sesuai dengan harapan kita.

 

Saat sedang marah, kita juga bisa melakukan hal yang sama. Kita bisa menulis sebuah cerita di mana kita tengah melampiaskan amarah tersebut pada orang yang bersangkutan. Atau bisa juga sebaliknya, ketika sedang marah. Kita bisa menuliskan sesuatu yang manis sehingga membuat kita merasa bahagia.

 

Ketika kita merasa gelisah atau gundah, kita juga bisa menulis. Dengan menulis, kita bisa melihat hal-hal lebih jauh lagi sehingga kemungkinan untuk kita melihat suatu masalah dari sudut pandang lainnya menjadi lebih besar. Dan kemungkinan kita untuk mencari jawabannya pun lebih besar.

 

 

 

Walau begitu, tak semua tulisan pantas untuk diunggah ke media massa. Beberapa di antaranya adalah tulisan yang berisi dengan ujaran kebencian atau tulisan-tulisan yang bertujuan untuk menjatuhkan seseorang. Maka dari itu, bijaklah dalam memilih tulisan yang hendak diunggah.


#jurnal9
#jurnalHydramates
#curhatgajelas

0 comments:

Posting Komentar