Day 7 - Teman Lama


Aku yang tengah tiduran di kasur terpaksa bangkit karena ditimpuk oleh Ara. Kutatap tajam kakakku yang kurang asem itu. "Apaan?" omelku galak.

"Bosan. Ngapain yuk," ajaknya seraya menarikku agar aku bangkit dari tempat tidur.

Rumah tengah kosong, hanya ada kami berdua. Adikku tengah pergi keluar menemui temannya. Kulirik Ara yang masih setia berdiri di sampingku sembari berpikir apa yang harus kita lakukan.

"Kenapa kita sering banget di rumah, ya?" celutukku tiba-tiba membuat perhatiannya teralihkan padaku.

Ara mengangkat bahu tanda tak tahu. Sedetik kemudian, keningnya berkerut, tanda ia tengah berpikir keras. "Mungkin karna kita gak punya teman," ungkapnya terdengar begitu santai.

Menyedihkan! Walau begitu, aku tak bisa membantah sama sekali. Kita memang jarang bergaul dengan orang lain. Saat kecil, aku hanya punya dia dan dia hanya punya aku. Kami selalu berdua, ke mana pun dan saat melakukan apapun. 

Tak pernah rasa sepi datang menghampiri kami berdua. Entah apa yang kami pikirkan saat itu, tetapi sepertinya kami berdua saja sudah cukup untuk satu sama lain. Apa ini hanya pemikiranku saja, aku tak tahu karena tak pernah menanyakannya.

"Aku kangen bermain sama Lina," ucapku saat nama teman yang sudah bermain denganku sejak SD itu kembali terlintas di otakku.

"Eh? Tiba-tiba?" tanyanya kaget.

Yah, sebenarnya bukan tiba-tiba juga. Entahlah, aku tak tahu. Akan tetapi, sekarang aku sudah tak bisa menemuinya lagi karena Desember tahun kemarin ia telah pergi ke tempat yang jauh. Untuk saat ini, aku hanya bisa mengharapkan ia akan terlahir kembali dengan keadaan yang lebih bahagia karena menurutku dia adalah orang yang baik.

0 comments:

Posting Komentar