“Ngefan kok sama plastik sih?” sinis Raya pada Angel yang tengah mengamati foto Bang Chan ‘Straykids' yang baru saja di-posting di instagram milik Straykids.
“Suka-suka gue lah. Apa urusannya sama lo?” balas Angel sengit. Mood yang di awal sangat melambung tinggi melihat postingan baru idolanya, terjun bebas saat mendengar cemoohan Raya. Tangannya mengepal kuat, berusaha menahan diri agar tak melayangkan tamparan pada mulut sinis tersebut.
Raya tertawa meremehkan. Matanya memandang rendah pada layar ponsel Angel yang menampilkan wallpaper personil Straykids. “Haduh, gak level banget tau gak ngefan sama orang kayak gitu. Muka-muka kayak gitu, menurut lo ganteng?”
Angel tersenyum miring. “Ya. Mereka ganteng. Terus kenapa? Gak senang. Lo tanya deh sama Stay1, pasti pada bilang dia ganteng.”
Raya mengerutkan keningnya bingung. “Apa? Stay?” ulangnya tak mengerti. Kemudian seulas senyum sinis ia lukiskan di wajahnya. “Gak kenal. Gak peduli juga,” cemooh Raya kemudian meninggalkan Angel yang geram sendiri.
“Dasar! Ngeselin banget, sih, tuh orang. Pengen gue tampol bolak-balik pake bakiak tau, ga?” omel Angel pada temannya Vina.
Vina menggeleng pelan. Sebuah kekehan geli lepas dari bibir merah muda miliknya. Matanya meneliti ekspresi jengkel Angel yang tak kunjung lepas. “Kamu tuh lucu tau gak?” komentarnya geli lantaran temannya masih asyik mengomel walau biang masalahnya sudah kabur entah ke mana.
Angel melotot pada Vina. “Kamu tuh … bukannya belain temen kamu, malah ngetawain temen kamu. Kadang aku ngerasa kamu bukan temen aku, tau gak?” keluhnya gemas.
Vina mengibaskan tangannya tak acuh. Sesungguhnya ia tak peduli mau bagaimana temannya itu menilai dirinya. Jika penilaian temannya salah, ia hanya perlu mengonfirmasi hal tersebut lewat tindakan—bukan dengan kata-kata. Lagi pula, untuk apa mengatakan hal-hal yang orang lain tak akan percaya, lebih baik dibuktikan saja biar orang itu bisa menilai sendiri.
Angel menatap Vina penuh selidik. “Kamu beneran gak anggap aku teman, ya? Aku kecewa, loh.”
Vina memutar bola matanya malas. “Terserah apa penilaianmu. Aku yakin kamu bisa menilainya sendiri. Termasuk tindakan Raya tadi, dia hanya ingin membuatmu kesal. Seharusnya kamu bisa membalasnya dengan kepala dingin. Bukannya dengan marah-marah dan hampir melayangkan pukulan seperti tadi.”
Angel tersenyum senang. Walau ia tak mengerti sepenuhnya mengenai temannya yang tertutup itu, tetapi ia yakin bahwa Vina adalah teman yang baik. Ia mengekori Vina yang sudah beranjak dari kursinya.
“Vin, gue mau tanya dong,” ucap Angel sembari menyejajarkan langkahnya dengan Vina.
Vina berdeham tanpa menoleh sama sekali, walau begitu ia memperlambat langkahnya agar langkahnya dan Angel sejajar.
“Kamu kenapa gak marah sih tadi? Kamu kan k-popers juga.” Angel menelisik mimik Vina yang terlihat heran. “Jangan sangka aku gak tau kalau kamu suka dengerin lagu-lagu korea dan suka nontonin dramanya!” lanjutnya antusias—mengira Vina tak tahu bahwa dirinya tahu kalau Vina itu ternyata teman sesama k-popers.
Vina menghentikan langkahnya dan menatap Angel dengan alis terangkat. Jelas sekali ia bingung dengan ucapan Angel. “Kenapa aku harus ikutan marah?”
Angel melongo. Rahang bawahnya terpisah lebar dari rahang atasnya. Sungguh tak paham dengan jalan pikiran Vina. Bisa-bisanya gadis itu bertanya dengan mimik sepolos itu mengapa ia harus marah. Ingin sekali rasanya ia memukul kepala itu agar bisa menanggapi dirinya dengan serius.
“Kenapa aku harus marah?” ulang Vina saat tak kunjung mendapat jawaban dari Angel.
Angel terdiam sejenak, lalu menarik napas dalam. “Jelas saja kamu harus marah. Idola kamu, orang yang kamu suka, masa dikatain plastik kamu terima-terima aja?”
Vina terkekeh pelan. Ia memutar tubuhnya menghadap Angel dan menatap ke dalam matanya dalam. “Emang idola kamu plastik? Bukannya orang, ya? Kalau aku emang suka k-pop dan idola-idola yang aku suka itu setahuku orang kok, bukan plastik,” jawabnya santai.
Angel terdiam. Ia merenungkan jawaban Vina. Setelah dipikirkan kembali, memang benar adanya ucapan Vina, yang ia sukai kan orang, bukannya plastik. Lantas mengapa ia harus marah-marah? Kini, jika teringat kembali perseteruan ia dengan Raya tadi ternyata benar-benar menggelikan.
----------------
1Nama fandom milik Straykids
suka duka penggemar k-pop... dibilang ngefans plastik :)
BalasHapusbener banget, Kak..
Hapuspadahal kan ya..
itu orang, bukan plastik :)
Aduuuhhh... Aku jadi menyadari kalau aku masih suka juga nyampah plastik mbaak..huhhuuhh
BalasHapuswkwkkwkw..
Hapusayo, kak..
mulai sekarang kurangi sampah plastiknya..
Waw, Bang Chan debut di blog ini๐คฃ๐คฃ kejadian di atas sering terjadi pada para k-popers hahaa
BalasHapusHehehe..
Hapussebenarnya mo nulis yang lain, tp pas lagi nulis..
eh, keputer lagu Bang Chan yang judulnya 'Hate to admit"
jdnya doi deh yang muncul, Kak
Kukira plastik beneran. Kukira mengusung tema lingkungan. (Sungguh "daebak!!" ahahahah)
BalasHapusKereeeen, tulisannya berani. Hanya yang membacanya saja kurang menikmati sajian cerita semacam ini...
Sukses terus Kak!
Hehe..
HapusMakasih, Kak..
Bagus kak. Lanjutkan.
BalasHapusMakasih, Kak
HapusAku gasuka sama orang Korea๐ณ
BalasHapus:) Semua itu kan hanya selera orang aja
HapusKirain judulnya kipas angin sama plastik wkwkw
BalasHapusWkwkwk.,,
Hapusbukan, kak
Yap dikira mau ngasih tips memanfaatkan sampah plastik... Semangat kakak ๐
BalasHapusWkwkwkkw.
HapusMakasih, Kak
Lucu juga ya, artis korea selalu dihubung - hubungkan dengan wajah plastik. Walaupun sebenarnya banyak juga lho yang asli ganteng cantik dari sononya tanpa oplas..he
BalasHapusBener banget..
HapusTapi karna Korsel melegalkan oplas, jd pemkiran org" itu artis Korsel selalu oplas
Hahaha sa ae suka ama 'plastik', tapi bener juga hahaaha. Mending yang SNI wae lah. Lha punyanya itu wkwk
BalasHapusWkwkwkkw..
HapusMakasih, kak..
BalasHapusDi korea selatan memang operasi plastik adalah hal biasa. Ketika kita naik kereta pun, banyak sekali iklan klinik operasi plastik. Di sana, hadiah kelulusan berupa operasi plastik bukan hal yang aneh.
BalasHapusKalau K-Pop Star jadi identik dengan trend oplas, ya kebanyakan dari kita memang suka mengeneralisasi kan. hehehe
Iya..
HapusTp kalau mau dibilang, ada kok yg benar" asli tanpa oplas emang udh ganteng/cantik
Wih, pernah tuh saya digituin. Dibilang ngefans kok sama yang 'buatan', 'plastik', mukanya sama semua :'(
BalasHapusUjungnya, mereka yang ngatain saya itu, sekarang malah jadi penggemar hal serupa. Sebuah plot twist yang tak terduga :D
Wkwkkwkwkw..
HapusIya, Kak.. Saya juga banyak nemu yg gitu.. Sebenarnya nulis ini cuma mau ngasih tau aja sih..
Klo dibilang "Ngefan kok sama plastik?" harusnya jangan marah.. Toh kan yg benernya idola yg kita idolakan itu manusia, bukan plastik ๐ ๐ ๐
Mencintai sewajarnya, membenci tak berlebihan
BalasHapusSetuju banget, Kak
HapusSoal selera emang gak bisa dipaksa. Ibarat makan bubur ayam, ada tim diaduk dan tim gak diaduk, hehehe
BalasHapusIya"..
HapusBener banget, Kak..
sebagai sesama K-popers ... haa... plastik ??? aduh gak kepikiran tuch ... yang kusukai itu orang loh ... pengen tertawa saat kalimat itu ... aku mungkin modelnya si Angel dech ... gampang tersulut ... semangat K-popers ... Heheheh
BalasHapuswkwkwkkw..
HapusKalau bisa sekarang jadinya model si Vina aja, ya, Kak..
Semangat juga buat kakak
Plastik.... Wkwkwkwkw sungguhku ngakak. Semoat bingung mencernanya. Tapi oh... Ternyata... Luar biasa...
BalasHapusMakasih
HapusJawaban yang cerdas dari Vina :)
BalasHapusSaya suka. Karena saya juga pecinta drama Korea wkwkwk. Tapi ga fanatik, kok
Wkwkwkkw..
HapusBerarti pernah denger yg gitu dong, Kak??
Hhh, fenomena yang sering terjadi ๐
BalasHapusSemangat kk
Makasih, Kak..
HapusIya..
Sering banget emang..
bagus kak judulnya, dapat mengecoh pembaca hehe... tapi di paragraf awal masih banyak penggunaan kata di yang belum tepat. misalnya diposting itu kan bukan tmpat jadi harus disambung. tpi kaka di pisah.
BalasHapusOh, iya, Kak..
HapusMakasih, Kak
hahaha. iyasih emang sering stereotype kpop itu plastik ya kak. sabar kakkk
BalasHapusEhehe..
HapusIya..
Sabar, kok..
Karna merasa lucu sama org" yg marah..
Makanya saya tulis kayak gitu
Awalnya aku kira nge fans sama plastik itu bakalan bahas masalah plastik sebagai limbah, ternyata stereotype Opa2 Kpopers toh ๐
BalasHapusEehehehe..
HapusIya, Kak