Hadiah terbaik, ya? Hmmm ... susah sih, ya. Hadiah itu ... menurutku bukan cuma sesuatu yang berwujud, tetapi juga sesuatu yang tak berwujud—contohnya seperti dukungan dan kata-kata penyemangat. Aneh? Mungkin bagi kalian iya, tetapi bagiku bukan. Karena terkadang, hadiah yang berwujud itu belum tentu pas dengan selera kita.
Kalau kamu memintaku untuk menilai hadiah siapa yang paling baik. Jujur, aku tak bisa melakukannya. Bukan karena hadiah-hadiah yang pernah kuterima itu tidak baik. Bukan. Aku hanya merasa, semua hadiah itu yang terbaik. Apapun itu bentuknya. Baik yang berwujud maupun tidak.
Kalau ditanya kenapa berpikiran seperti itu. Jawabannya sederhana. Ketika seseorang memberikan hadiah, itu tandanya mereka menunjukkan ketulusan mereka. Niat baik mereka. Jadi, kesimpulannya tak ada yang buruk, bukan?
Hadiah itu bukan hanya diterima saat kita berulang tahun atau tengah merayakan sesuatu, seperti merayakan kelulusan atau perpisahan. Menurutku, hadiah itu juga bisa berupa kata-kata penyemangat di saat aku sedang jatuh. Dan aku sangat amat menghargainya. Sungguh.
Semua hadiah yang aku terima sama baiknya. Sama-sama meninggalkan kesan tersendiri untukku. Contohnya sepasang patung tupai yang kuterima saat aku berulang tahun yang ke-13. Bisa dibilang, itu kado pertama yang kuterima dari orang yang bukan keluarga. Sewaktu pertama mendapatkannya, aku agak kaget dan bingung. Tentu saja juga berterima kasih. Kado itu kuterima dari teman sebangkuku pada masa itu. (Makasih, loh, ya. Tupainya masih ada dan aku sangat suka)
Lalu, kado kedua yang diberikan oleh teman itu tas. Tas yang dia beli dengan penghasilannya sendiri. Tas yang dia berikan di ulang tahunku yang ke-20. Jujur aku kaget. Tentu saja. Bahkan di keluarga saja, jarang sekali memberi kado. Saat menerimanya aku bingung harus bagaimana. Walau sebenarnya sewaktu dia ulang tahun aku juga sudah menyiapkan hadiah untuknya, tetapi tak kuberikan karena memang tak pernah melakukan pemberian kado ulang tahun selain pada keluarga.
Dan kado selanjutnya adalah makanan—Donat. Aku juga suka. Itu bisa membuatku kenyang dan perut kenyang juga bisa menjadi alasan untuk berbahagia. Itu adalah contoh kado fisik yang pernah kuterima. Tak bisa kuputuskan mana yang terbaik dan mana yang bukan. Karena memang semua memiliki makna dan kesan tersendiri untukku.
Lalu, bagaimana dengan kado non fisik? Seperti yang sudah kujelaskan di atas. Kado non-fisik juga sangat berarti untukku. Kata-kata penyemangat yang diberikan oleh teman-teman sosial media. (Maaf, aku tak bisa menyebut merk. Nanti ada yang cemburu jika tak disebutkan). Atau juga dukungan tanpa kata, seperti mendengarkan atau mungkin lebih tepatnya membaca kegundahan hatiku dan memberitahuku bahwa kalian ada untukku.
Dan untuk itu semua. Aku ingin berterima kasih. Sama seperti yang kalian katakan padaku bahwa aku tak sendiri. Aku pun ingin mengatakan hal yang sama bahwa kalian jika tak sendiri. Kita bisa berjuang bersama. Terima kasih untuk hadiah yang kalian berikan. Sungguh. Aku sangat bersyukur.
#30daysjournalingchallenge
#day2
0 comments:
Posting Komentar